Sarung Putih Tegal Diborong Jemaah Haji

  • Termasuk Sorban, Untuk Oleh-Oleh

TEGAL, smpantura – Beberapa bulan menjelang musim haji tiba, produksi sarung jenis palekat atau diproduksi dengan mesin pabrikan, yang berwarna putih maupun dibumbui corak khas Tegal, terus meningkat. Salah satu faktor pendorongnya, antara lain, sarung warna putih banyak diborong calon jemaah haji.

Mereka memborong dalam jumlah cukup besar, sebelum berangkat menunaikan ibadah haji. Selain sarung yang jadi sasaran, juga asesoris lain seperti sorban, sobaiyah dan tasbih. Kebutuhan barang tersebut, digunakan sebagai oleh-oleh untuk kerabat, kolega maupun tetangga, saat pulang menunaikan ibadah haji.

”Ini yang beli langsung di outlet kami, tak hanya calon jemaah haji asal Kota Tegal. Tapi dari daerah sekitar seperti Brebes, Kabupaten Tegal hingga Pemalang. Untuk daerah-daerah lain di Pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan, membeli di toko-toko terdekat yang sudah dipasok dari distributor kami,” terang Direktur Utama PT Asaputex Jaya Tegal Jamaludin Ali Alkatiri.
Menurut dia, tradisi memberi oleh-oleh yang dilakukan jemaah haji, sangat membantu mendongkrak produksi dan penjualan sarungnya. Terutama yang berwarna putih polos dan bercorak garis-garis ditengahnya. Coraknya ada yang berwarna hijau muda, kuning, cokelat dan biru.

Selain terdongkrak di pasar tanah air, sarung jenis tersebut juga untuk kebutuhan ekspor di sejumlah negara Afrika maupun Timur Tengah. Mereka tak hanya meminta dikirim sarung putih bercorak, tapi sarung jenis goyor, palekat, dan motif asesoris songket.

BACA JUGA :  Apa Saja yang Bisa Ditemui di CFD Kota Tegal

Dari tambahan jenis sarung itu, produksi sarung untuk kebutuhan dalam negeri dan ekspor, dari semula 3.500 kodi, kini melonjak sampai 6.000 kodi, untuk tiga bulan terakhir. Sedangkan pengiriman untuk ekspor, selama ini melalui pelabuhan Uni Emirat Arab dan pelabuhan di Djibouti. Dua lokasi itu, sudah lama menjadi pintu impor barang-barang dari Indonesia dan negara-negara lain untuk pasar Afrika dan sejumlah negara Timur Tengah.

Hal menarik dari ekspor sarungnya selama ini adalah dari jenis Sarung Goyor. Karena dinilai lebih halus dan sejuk bila dipakai. Itu lantaran masih dibuat secara tradisional atau manual. Yakni menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM), menggunakan bahan benang dan pewarna khusus.

Sejumlah negara-negara di Afrika dan Timur Tengah, sebenarnya tertarik untuk membuat sendiri sarung tradisional itu. Tapi saat dihadapkan dengan peralatan ATBM dan sumberdaya manusianya, negara-negara tersebut belum siap. Karena selain dibutuhkan peralatan khusus, juga pelatihan ketrampilan yang memadai dari negara produsen.(T02_Red)

error: