Slawi  

Sedekah Waduk Cacaban, Ratusan Warga Ikuti Larung Kepala Kerbau

Kegiatan yang digelar tahun ini terselenggara berkat kerjasama yang baik dari semua pihak, panitia, Pokdarwis, Pemerintah Desa, Kecamatan, masyarakat, pelaku usaha maupun organisasi maupun kelompok masyarakat yang ada di destinasi Waduk Cacaban.

Menurut Uwes, Sedekah Waduk Cacaban sebagai upaya melestarikan adat budaya, dan wujud syukur masyarakat yang menikmati hasil dari waduk tersebut.

“Tidak perlu menjadi pertentangan berkaitan dengan agama. Sedekah Waduk Cacaban ini ungkapan rasa syukur kepada Allah Swt atas limpahan rizki sepanjang tahun, dan doa-doa yang kita panjatkan agar masyarakat diberkahi di masa yang akan datang,”tuturnya.
Larung kepala kerbau, menurutnya, melambangkan membuang sifat-sifat binatang yang ada di dalam diri manusia agar menjadi manusia seutuhnya. Hal ini juga diharapkan dapat menumbuhkan kecintaan warga masyarakat kepada kelestarian lingkungan.

BACA JUGA :  Bimtek Implementasi Pengawasan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko

“Adanya Waduk Cacaban tidak hanya untuk diambil manfaat, tapi juga dijaga kelestariannya sebagai warisan yang baik untuk generasi selanjutnya,”ungkapnya.
Uwes menyebutkan, Sedekah Waduk Cacaban dilaksanakan dua hari, pada Minggu (28/7) dan Senin (29/7).

Rangkaian acara meliputi istighosah dan doa bersama , kirab gunungan, upacara adat, ngalap berkah gunungan, larung sesaji dan hiburan rakyat.

Sementara itu, Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Tegal Joko Kurnianto menyampaikan, Pemkab Tegal mendukung upaya pelestarian kearifan lokal, seperti yang ditunjukkan pada acara tersebut. Selain prosesi kirab gunungan, ngalap berkah dan larung sesaji, masyarakat juga dihibur Tari Kuntulan dan Tari Sorote Lintang.

error: