Pembeli itu pun mengaku tidak menyukai sate ayam dengan bumbu kacang khas Madura. Dia meminta kepada Amir agar hanya membakar daging ayamnya saja, lalu ditambahkan dengan garam dan sedikit kucuran air jeruk nipis.
Karena tidak suka pedas, laki-laki itu pun meminta Amir untuk menaruh sambal rawit yang ada sebagai pelengkap untuk menyantap sate tersebut.
Ketika Amir bertanya apa nama sate tersebut, laki-laki itu menjawab Taichan. Dari laki-laki Jepang itulah Amir mendapat nama sekaligus metode cara memasak sate yang baru. Akhirnya, dia memutuskan untuk menjual jenis sate taichan.
Tak hanya di Jakarta, sate taichan kini mulai populer di banyak daerah di Indonesia. Sate taichan biasanya dijajakan oleh para pedagang kaki lima menggunakan gerobak dan tenda, hingga menjadi salah satu menu yang disajikan di kafe-kafe dan restoran.
Sate taichan biasanya dihidangkan dengan sambal rawit pedas dan disantap dengan lontong. Untuk kisaran harganya biasanya dibanderol sekitar Rp2.500 per tusuk. Ada juga yang menjual paket dengan lontong dan es tes dengan harga Rp 17.500 sampai Rp 19.000 per porsi. **