SEMARANG, smpantura – Sekitar 25 ribu warga setiap tahunnya mengikuti pelatihan di 37 Balai Latihan Kerja (BLK) yang tersebar di Jawa Tengah. BLK ini dikelola oleh berbagai pihak, mulai dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga lembaga komunitas seperti pondok pesantren dan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) swasta.
Berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Tengah, tercatat ada 37 BLK se-Jawa Tengah. Setiap tahunnya ada ribuan orang yang belajar di BLK. Mereka berasal dari daerah se-Jateng, utamanya untuk masyarakat miskin.
Upaya Pemprov Jawa Tengah menurunkan angka kemiskinan terus dilakukan dan mulai menuai hasil. Persentase penduduk miskin pada Maret 2025 sebesar 9,48 persen atau mengalami penurunan 0,10 persen dibanding September 2024 yang mencapai 9,58 persen. Sedangkan jumlah penduduk miskin pada Maret 2025 sebanyak 3,37 juta orang, atau turun 29,65 ribu orang dibanding September 2024.
Kepala Disnakertrans Provinsi Jawa Tengah, Ahmad Aziz, mengatakan, rata-rata ada sekitar 20 ribu sampai 25 ribu orang yang memanfaatkan BLK setiap tahun. Jumlah itu berasal dari jumlah keseluruhan, berdasarkan pelatihan yang dilakukan oleh LPK, BLK pemerintah pusat, BLK pemerintah provinsi, hingga BLK pemerintah kabupaten serta kota.
“Kalau dijumlahkan keseluruhannya itu sekitar 40 ribu orang kapasitas pelatihan itu. Baik itu yang melalui LPK, melalui BLK-nya kabupaten kota, melalui BLK-nya provinsi, dan juga melalui BBPVP (Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas) punyanya Kementerian Tenaga Kerja, ya. Peserta pelatihannya itu, rata-rata sekitar 20 ribu sampai 25ribu orang,” terang Aziz di kantornya di Semarang, Jumat (1/8/2025).