Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Tegal Joko Kurnianto menyampaikan, perkembangan penduduk bekerja lulusan pendidikan kejuruan di Kabupaten Tegal menunjukkan tren yang menarik.
Persentase penduduk bekerja dengan pendidikan SMK yang sempat menurun dari 14,80 persen pada tahun 2022 menjadi 12,70 persen pada tahun 2023, kini melonjak menjadi 15,77 persen pada tahun 2024. Kenaikan ini mencerminkan peningkatan minat dan relevansi pendidikan kejuruan dalam memenuhi kebutuhan pasar kerja lokal.
Namun demikian, hal yang perlu digarisbawahi adalah serapan lulusan SMK di pasar kerja yang masih harus terus ditingkatkan. Sebab berdasarkan data tingkat pengangguran terbuka (TPT) Kabupaten Tegal, TPT dengan pendidikan tertinggi SMK cenderung meningkat dari 13,89 persen pada tahun 2022 menjadi 15,18 persen pada tahun 2023 dan 15,43 pada tahun 2024.
Menurutnya, peluncuran Tefa ini menjadi langkah maju dalam pendikan vokasi untuk menyiapkan lulusannya yang siap bekerja. Tefa menjadi jembatan penghubung kesenjangan kompetensi antara pengetahuan dan praktik yang diberikan sekolah dengan kebutuhan dunia industri.
Pihaknya mengapresiasi kinerja SMK Negeri 1 Adiwerna yang mampu menghantarkan peserta didiknya lulusan tahun 2024 terserap ke pasar kerja hingga 63,2 persen. Penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas di SMK ini mampu menyingkat waktu tunggu lulusannya diterima di pasar kerja.
“Pencapaian ini tentu tidak terlepas dari upaya keras para guru, dukungan orang tua, serta kerja sama yang baik antara sekolah dengan dunia industri,” ucap Joko Kurnianto.
Melalui program Tefa ini dirinya berharap serapan tenaga kerja SMK terus meningkat dan semakin banyak lulusannya yang mendapatkan pekerjaan sesuai bidang keahliannya.