BREBES, smpantura – Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dindikpora) Kabupaten Brebes, Caridah, menyampaikan rencana memasukkan Situs Bumiayu kedalam muatan lokal (mulok) di kurikulum sekolah. Meski demikian, ia menegaskan bahwa langkah ini membutuhkan proses dan tahapan yang harus dipenuhi agar implementasinya berjalan maksimal.
Hal tersebut disampaikan pada acara Diskusi Meniti Jejak Peradaban Manusia Bumiayu, di Desa Galuhtimur, Kecamatan Tonjong, baru baru ini.”Situs Bumiayu memiliki potensi besar sebagai warisan sejarah yang perlu diperkenalkan kepada anak-anak di Kabupaten Brebes. Selama ini mereka lebih banyak mengenal Sangiran, padahal kita juga punya Situs Bumiayu yang tak kalah penting,” ujar Caridah.
Menurut Caridah, dengan memasukkan Situs Bumiayu sebagai bagian dari mulok, generasi muda Brebes dapat lebih memahami sejarah dan peradaban manusia di daerahnya sendiri. Langkah ini diharapkan dapat menanamkan rasa bangga dan kepedulian terhadap pelestarian situs purbakala tersebut.
“Kita ingin anak-anak tidak hanya tahu soal sejarah nasional atau internasional, tetapi juga potensi lokal yang menjadi bagian dari identitas mereka. Situs Bumiayu bisa menjadi pintu gerbang untuk itu,” tambahnya.
Diskusi tersebut juga dihadiri oleh Anggota Komisi X DPR RI Fraksi Partai Golkar Agung Widyantoro, sejarawan sekaligus Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PDIP Bonnie Triyana, dan Anggota DPD RI Abdul Kholik. Mereka turut memberikan pandangan terkait pelestarian dan pengembangan Situs Bumiayu.
Selain sebagai langkah pelestarian, Caridah juga menyoroti potensi edukasi yang dapat dikembangkan melalui kegiatan penelitian dan pengenalan Situs Bumiayu. Ia berharap ke depan ada kolaborasi lebih erat antara dinas pendidikan, pemerintah pusat, dan lembaga riset seperti BRIN untuk mendukung upaya tersebut.
Dengan berbagai upaya tersebut, Caridah berharap Situs Bumiayu tidak hanya dikenal sebagai objek penelitian ilmiah, tetapi juga menjadi bagian tak terpisahkan dari pendidikan di Kabupaten Brebes. **