Batang  

SMA 1 Subah Gelar Legenda Babad Alas Roban Batang

BATANG, smpantura -SMA 1 Subah Kabupaten Batang komitmen untuk melestarikan budaya adiluhung nenek moyang. Salah satunyan ditengah gencarnya kesenian dari manca negara, masih eksis untuk menggelar kesenian tradisional.

Seperti saat dalam drama dengan lakon Babad Alas Roban tampil memukau di GOR SMA 1 Subah. Pagelaran itu dalam rangka Kegiatan Pagelaran Seni Drama, Tari dan Musik (Sendratasik) di GOR SMA 1 Subah.

Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Subah Saefudin menuturkan, kegiatan itu digelar dalam rangka Ujian Praktik Seni Budaya kelas 12 yang dimana dikemas dalam Pagelaran Sendratasik. Meskipun, pagelaran diselenggarakan untuk kepentingan penilaian tetapi juga sekaligus menguri-uri budaya lokal Kabupaten Batang.

“Saya bangga ditengah-tengah maraknya budaya asing, tapi anak-anak tetap menyintai dan bangga dengan warisan leluhur nenek moyang budaya asli daerah. Kebanggaan karena mereka tampil dengan memukau benar-benar menjiwai, sehingga mereka bisa mengetahi legenda atau ceritera asal usul Alas Roban yang menjadi cikal bakal berdirinya wilayah Kabupaten Batang,”tandasnya.

Guru Seni Budaya Pujo Suparno mengatakan, pagelaran itu bertujuan untuk mengasah kreativitas dan untuk melestarikan budaya yang ada di Indonesia. Karena itu, banyak cerita yang ditampilkan dan salah satunya cerita Babad Alas Roban.

BACA JUGA :  Terulang Kembali Kasus Pencabulan di Anak di Batang

“Setiap tahun harus ada pengembangan dan kreativitas baru dalam seni. Seperti menampilkan cerita lokal dari Kabupaten Batang yaitu Babad Alas Roban.”

Dia menambahkan, ke depannya budaya lokal akan terus ditampilkan. Sehingga bisa dikenal oleh masyarakat luas.

“Kami akan terus nguri-uri budaya lokal khususnya di Kabupaten Batang agar bisa dikenal oleh masyarakat luas sehingga bisa menggema di seluruh penjuru Indonesia.”

Deksa Ariandra yang memperagakan tokoh Tumenggung Bahurekso yang membuka Alas Roban, menuturkan Babad Alas Roban merupakan suatu legenda yang harus terus dilestarikan khususnya dikalangan pelajar.

“Saat ini banyak pelajar yang sudah mulai lupa akan budaya dan cerita lokal daerah, maka kami sebagai pelajar harusnya memperdalam dan mempelajari budaya daerah sendiri,” ujar dia. (P02-Red)

error: