Batang  

SMP 7 Proklamirkan Sebagai Sekolah Budaya

BATANG, smpantura – SMP 7 Kabupaten Batang, memproklamirkan sebagai Sekolah Budaya. Pilihan itu dalam rangka, melestarikan budaya Jawa warisan leluhur yang memiliki tradisi adiluhung.

Dengan Seiring berdatangannya budaya mancanegara yang kurang sesuai dengan kearifan lokal.

“Budaya Jawa yang sarat dengan adat tradisi adiluhung (bernilai tinggi), mulai ditinggalkan generasi Z, seiring masuknya budaya asing. Sekolah Budaya dipilih, supaya budaya Jawa kembali tumbuh di tiap pribadi anak didik dan warga sekolah,” ujar Kepala SMP 7, Moehammad Santoso disela-sela launching Sekolah Budaya, Sabtu (26/8).

Sekolah Budaya diinisiasi para pendidik dan wali murid. itu merupakan arahan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Batang, agar tiap institusi pendidikan, memiliki karakteristik yang dapat diunggulkan, seperti Sekolah Adiwiyata, Ramah Anak dan lainnya.

Sekolah Budaya dipilih, supaya budaya Jawa terus tumbuh, di tiap pribadi anak didik dan warga sekolah. Rencana jangka panjangnya, SMP 7 menjadi miniatur peradaban Jawa.

“SMP 7 sebagai Sekolah Budaya, nantinya akan menerapkan budaya andapasor (rendah hati), seperti pembiasaan tutur kata yang santun. Sugeng Enjang (selamat pagi), Sopan dan Sumeh (murah senyum) atau 3S, sapaan akrab memulai aktivitas pagi,”ujarnya.

Peluncuran Sekolah Budaya, bersamaan dengan peringatan hari lahir ke- 29 SMP 7 Batang. HUT itu dijadikan momentum, dengan harapan seluruh warga sekolah, memiliki karakter Jawa yang kuat.

BACA JUGA :  Berada Dalam Satu Kamar, Lima Pasangan Tidak Resmi Terkena Razia

“Slogan yang kami usung, “Siswa Sejati, Siswaning Pribadi” atau siswa yang sejati selalu belajar pada diri sendiri, untuk menjadi insan yang bermanfaat bagi lingkungannya. Itu memperkuat karakter Jawa, ada pembiasaan yang mengarah agar anak didik memiliki adab” tambahnya.

Setiap hari Kamis, percakapan antara siswa dengan guru menggunakan bahasa krama (Bahasa Jawa halus), pergantian jam pelajaran menggunakan gending Jawa. Tembang Jawa dibunyikan, setiap jam istirahat.

Slogan berfalsafah Jawa di tiap kelas seperti becik ketitik ala ketara atau tindakan baik akan kelihatan, tindakan buruk juga kan kelihatan dan sebagainya.

Santosa menambahkan dalam rangka memeriahkan Hari Jadi SMP 7 Batang, berbagai permainan tradisional yang hampir punah, juga ditampilkan.

Itu perlu dibiasakan untuk mengenalkan anak, sejak zaman dahulu, banyak permainan edukatif yang diciptakan nenek moyang.

“Permainan yang coba dihidupkan lagi, ada lempar bola tampah, membawa tampah dan bola di atas kepala dan lainnya. Manfaatnya untuk kebersamaan, meningkatkan kecerdasan dalam mengambil keputusan dan melestarikan tradisi budaya leluhur,” tuturnya. (P02-Red)

error: