Slawi  

Soal Jalan Rusak Pagerbarang, DPUPR Ajukan Anggaran ke Pemerintah Pusat

SLAWI, smpantura – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Tegal mengajukan anggaran ke Pemerintah Pusat untuk penanganan jalan rusak di Kecamatan Pagerbarang. Pasalnya, kerusakan jalan di ruas Pagerbarang-Jatibarang sepanjang 3 kilometer itu, membutuhkan anggaran sekitar Rp 17 miliar.

Kepala DPUPR Kabupaten Tegal, Teguh Dwijanto mengatakan, demo ribuan warga Pagerbarang yang menyoal jalan rusak parah itu, mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah daerah. Bahkan, dirinya turun langsung ke lokasi untuk menerima aspirasi masyarakat. Beberapa kali, pihaknya mengajukan anggaran ke Pemerintah Pusat, namun juga direalisasi. Hal itu dikarenakan anggaran yang bersumber dari APBD Kabupaten Tegal, terbatas.

“Sudah ada alokasi anggaran di ruas jalan Pagerbarang-Jatibarang. Namun, sifatnya hanya spot-spot,” kata Teguh saat dihubungi, Kamis (23/1).

Tahun ini, lanjut dia, DPUPR akan mulai memperbaiki dengan menggunakan anggaran pemeliharaan rutin. Upaya sementara itu, dilakukan dengan urugan pilihan batu split dan pasir untuk jalan-jalan yang berlubang. Kegiatan itu ditargetkan sebelum mudik Lebaran.

“Hanya sementara untuk menutupi lubang, sehingga masih bisa dilewati,” ujarnya.

Penanganan lainnya, kata dia, penangaan dengan rigid beton lewat anggaran pergeseran di APBD tahun 2025. Namun, usulan DPUPR masih dalam proses pengajuan. Diharapkan, ajukan tersebut bisa direalisasi sekitar Rp 2 miliar.

BACA JUGA :  Data Penerima Pupuk Divalidasi, Pendataan Dengan Sistem Simluhtan

“Minimal point 1 dan 2 yang dari APBD Kabupaten Tegal tahun 2025 bisa direalisasi,” jelas Teguh.

Selain itu, tambah dia, DPUPR juga tengah melakukan permohonan anggaran dari Inpres Jalan Daerah (IJD) ke Pemerintah Pusat melalui Balai Besar Jalan Negara (BBJN) di Semarang. Anggaran yang diajukan sekitar Rp 17 miliar untuk kerusakan jalan sepanjang 3 kilometer. Ia menjelaskan, jalan Pagerbarang-Jatibarang harus diperbaiki dengan betonisasi. Hal itu melihat data beban lalu lintas yang lewat dan tanah kiri kanan masih sawah. Jika dengan aspal, maka hanya berumur pendek dan harus sering di layer ulang dan ditambal.

“Dokumen aksi damai warga Pagerbang juga sudah dikirim BBJN di Semarang, agar menjadi perhatian Pemerintah Pusat,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, warga dari 13 desa di Kecamatan Pagerbarang melakukan aksi damai memprotes soal jalan rusak yang belum diperbaiki. Aksi warga dilakukan secara unik dengan memancing ikan lele di kubarangan air jalan berlubang. **

error: