Di antaranya adalah jarak sekolah dengan rumah calon siswa yang cukup jauh, sehingga secara hitung-hitungan biaya transportasi jadi lebih mahal.
“Biasanya siswa miskin ini berasal dari wilayah yang cukup jauh (dari sekolah). Maka Jarak tempuh jadi pertimbangan. Mereka akhirnya tetap bersekolah di swasta regular,” kata Sadimin.
Bagi sekolah swasta kemitraan yang mendapatkan sedikit siswa dari kuota 36 siswa, akan dilakukan evaluasi. Termasuk sekolah yang sama sekali tak mendapatkan siswa kemitraan alias 0 pendaftar.