Terkahir, di tahun 90-an, harga tiket untuk menonton di Subur Theater hanya 2.500 per orang.
Lalu bagaimana sejarah bioskop ini berdiri?
Salah seorang anak pemilik Bioskop Subur Theater, Agung Widyantoro, yang juga saat ini menjabat Anggota Komisi II DPR RI menceritakan, sebelum beralih fungsi, bioskop ini bertahan hingga generasi ketiga, dikelola langsung oleh adiknya Mulyadi Didi Kuswondo di tahun 2000-an.
Dibalik jayanya Bioskop Subur itu, ada sosok yang berperan besar, yakni RMS Wiryo Senjoyo. Beliau adalah mantan Dandim berpangkat Kapten. Saat itu, setelah pensiun memilih menjadi pengusaha di Badan Usaha di bawah naungan Yayasan Diponegoro.
Singkat cerita, usaha yang digeluti RMS Wiryo Senjoyo, terus berkembang dan membuka sayap usaha lainnya. Salah satunya bioskop
“Nah, jadi karena usahanya terus berkembang, sehingga membuka usaha di dunia perfilman. Salah satunya, membuka Bioskop Subur di Brebes ini,” ujarnya.
Pengelolaan bioskop Subur itu, dilakukan secara turun menurun. Pertama, langsung dikelola RMS Wiryo Senjoyo, yang merupakan kakeknya. Kemudian, diturunkan ke orang tuanya dan terakhir, dikelola adiknya Mulyadi Didi Kuswondo, sebagai pengelola generasi ketiga.
“Terakhir, pengelolanya adik saya ini. Dan, kala itu memang diakui Subur menjadi icon Brebes untuk perfilman. Bahkan, menjadi indikator perekonomian warga. Artinya, saat bioskop ramai dikunjungi, berarti warga perekonomiannya sedang baik. Ini biasanya terjadi saat musim panen bawang, tebu dan Lebaran Idul Fitri,” ungkapnya, didamping adiknya Didi, sapaan akrab Mulyadi Didi Kuswondo.
Didi menambahkan, ada beberapa film yang trend kala itu, dan mampu menyedot banyak penonton. Di antaranya, film yang dibintangi Rhoma Irama, Warkop DKI, film India dan film laga.