BATANG, smpantura – Prestasi diraih SMK (SUPM) Nusantara Batang dengan mendapatkan Piagam dari Pj Bupati dan Dandim 0736.
Penghargaan itu diberikan, atas suksesnya penampilan Marching Band SMK-SUPM Nusantara, Gita Jala Nusantara, pada peresmian Tugu Perjuangan Kota Pekalongan Rabu (19/7).
“Kami apresiasi dengan penampilan Marching Band SMK-SUPM Nusantara Gita Jala Nusantara yang saat itu sangat mempesona dengan permainan atraktif tidak kalah dengan marching band dari Akpol Semarang dan Akmil Magelang. Anak-anakku Batang tampil dengan percaya diri,”ujar Pj Bupati Lani Dwi Rejeki.
Dia menuturkan penampilan, anak-anak Alas Roban, yang sebagai besar putra-putri nelayan, dihadapan Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurahman diapresiasi masyarakat Kota Pekalongan. Meskipun usia remaja serta bermain di daerah lain, namun menunjukkan kemahirannya.
“Pejabat di Kota Pekalongan memberi acungan jempol. Saya bangga sekali, anak-anak Batang mampu membanggakan kotanya. Untuk itu saya minta agar anak-anak SMK-SUPM Nusantara terus berprestasi,”tutur Lani.
Dandim 0736 Batang, Letkol Inf Ahmad Alam Budiman penghargaan itu bentuk ucapan terima kasih atas penampilan marching band, Gita Jala Nusantara SUPM-SMK Nusantara. Karena bermain dengan penuh semangat.
“Bangga kami melihat penampilan anak-anak SMK-SUPM Nusantara yang juga diapresiasi Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurrahman, juga Pangdam IV Diponegoro, Mayor Jenderal Widi Prasetijono. Untuk itu prestasi hendaknya terus ditingkatkan.”
Kepala SMK-SUPM Nusantara, Yayan Hariyadi menambahkan, sekolah yang dipimpinnya, merupakan sekolah menengah kejuaran, pelayaran yang tertua di Batang. Memiliki jurusan nautika kapal dan teknik kapal.
”Alhamdulillah alumni SMK-SUPM Nusantara itu, sudah dipercaya keluarga di luar negeri. Banyak yang bekerja di luar negeri, lulus bisa langsung kerja Jepang dan Korea Selatan.”
Rata-rata alumninya yang bekerja di Jepang, mendapatkan gaji pertama Rp 17 Juta. Untuk kontrak selama tiga tahun, selanjutnya sudah mendapatkan tambahan berkisar menjadi Rp 18 Juta-Rp 20 Juta.
“Bahkan dari Selandia Baru juga menghubungi kami, untuk mengirimkan lulusannya. Namun, ternyata anak-anak lebih memilih ke Jepang atau Korea Selatan, meksipun di Selandia Baru diiming-imingi gaji pertama Rp 22 Juta. alasannya karena seniornya, banyak yang di Jepang selain itu mempelajari Bahasa Jepang lebih mudah dari pada Bahasa Inggris seperti yang digunakan di Selandia Baru,”ujar Yayan. (P02-Red)