Kepala Desa Tembok Lor Aenur Rohman membenarkan bahwa banjir dari luapan Sungai Jembangan sudah menjadi momok tahunan bagi warganya.
“Di desa kami ada empat RT yang selalu kebanjiran, yaitu RT 2, 3, 4, dan 5 RW 01. Setiap musim hujan, air meluap karena sungai penuh lumpur. Tapi sekarang kami bersyukur, mudah-mudahan setelah normalisasi selesai, banjir tak datang lagi,” harapnya
Menurut Aenur, banjir terparah terjadi pada tahun 2018, dengan tinggi air mencapai dada orang dewasa dan berlangsung hingga tiga hari.
Selain merusak rumah, banjir juga mengakibatkan kerugian materi hingga ratusan juta rupiah karena banyak hewan ternak hanyut dan aktivitas ekonomi serta pendidikan lumpuh total.(**)


