SLAWI, smpantura – Pembangunan pabrik-pabrik besar oleh para investor di wilayah Kabupaten Tegal, menyisakan persoalan.
Para supplier urugan lokal, yang ikut membantu pembangunan pabrik, sebagian belum dibayar. Nilainya cukup fantastis, mencapai miliaran rupiah.
Salah satu supplier urugan Kabupaten Tegal, Mulyanto mengatakan, pihaknya sudah beberapa kali mengadukan, persoalan pembayaran dengan perusahaan, ke Bupati Tegal dan DPRD Kabupaten Tegal. Namun, surat itu belum direspon, bahkan hingga kini, pembayaran juga belum dilunasi.
“Kami minta dijembatani, agar hak kami bisa diselesaikan,” katanya.
Ia mengatakan, banyak perusahaan di Kabupaten Tegal, yang pembayaran untuk para supplier sulit. Padahal, para supplier lokal, secara profesional ikut menyukseskan pendirian pabrik.
Namun, pihak perusahaan banyak yang berbohong, dengan tidak membayar para supplier urugan. Padahal, hampir semua pabrik besar, yang berdiri di Kabupaten Tegal, belum mengantongi izin.
“Terutama, pabrik yang di Penusupan, Kecamatan Pangkah. Perusahaan belum membayar ke supplier urugan, mencapai miliaran rupiah,” beber Mulyanto.
Pihaknya meminta kepada Pemkab Tegal, untuk menghentikan sementara pembangunan pabrik di Penusupan.
Pasalnya, selain tidak berizin, perusahaan itu tidak komitmen terhadap supplier lokal. Ia menghimbau kepada supplier lokal, untuk berhati-hati terhadap perusahaan yang akan investasi di Kabupaten Tegal.
“Kami berharap untuk ditutup, sebelum izin keluar dan pembayaran, terhadap supplier juga diselesaikan,” tegasnya.
Ditambahkan, Pemkab Tegal juga diharapkan, untuk lebih teliti dan selektif, terhadap investor yang masuk ke Kabupaten Tegal.
Hal itu dimaksudkan, agar perusahaan itu bisa komitmen, terhadap para supplier lokal, termasuk masyarakat sekitar.
Jika di tahap awal pembangunan, sudah tidak baik, maka kedepannya juga akan menjadi masalah, dikemudian hari.
“Jangan asal-asalan memasukan investor. Yang jadi korban juga masyarakat Kabupaten Tegal,” pungkasnya. (T05-Red)