Brebes  

Tanah Bergerak di Sirampog Brebes Terus Terjadi, 353 Warga Terpaksa Mengungsi

BREBES, smpantura – Bencana tanah bergerak yang melanda Desa Mendala, Kecamatan Sirampog, Brebes, masih terus terjadi hingga Kamis malam (17/4).

Pergerakan tanah tersebut memaksa ratusan warga untuk mengungsi demi keselamatan mereka. Hingga pukul 23.35, jumlah warga yang terpaksa mengungsi akibat pergerakan tanah ini tercatat mencapai 353 jiwa.

Bencana ini dipicu oleh hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir, yang menyebabkan pergerakan tanah semakin intensif dan membahayakan keselamatan warga.

Dampak paling parah terjadi di Dukuh Krajan, di mana 17 rumah rusak berat dan 3 rumah lainnya terancam. Di Dukuh Babakan, terdapat 9 rumah rusak berat dan 53 rumah berpotensi terdampak.

Sementara itu, Dukuh Karanganyar mencatat 3 rumah rusak berat, dan 11 rumah di Dukuh Cupang Bungur juga dalam kondisi terancam.

Tonton Video Tanah Bergerak di Sirampog Brebes 

Kepala Desa Mendala, Basori, menyampaikan bahwa seluruh warga di area terdampak pegerakan tanah telah diungsikan ke lokasi yang lebih aman.

BACA JUGA :  Mendaftar Bakal Cabup di PDIP, Paramitha Siap Gandeng Gerindra, Golkar dan PAN

Hal ini dilakukan karena pergerakan tanah masih terus terjadi. Rumah mereka juga rusak dan membahayakan.”Jumlah pengungsi sekarang mencapai 353 jiwa, dan mereka ditampung di dua tenda pengungsian serta rumah-rumah warga yang dinilai aman,” ujar Basori.

Warga sangat membutuhkan bantuan darurat, mulai dari logistik, kasur lipat, tenda tambahan, selimut, tikar, hingga perlengkapan untuk balita. Kondisi ini semakin mengkhawatirkan, mengingat pergerakan tanah yang terus terjadi dan mengancam area pemukiman lebih luas.

Koordinator BPBD Wilayah Brebes Selatan, Budi Sujatmiko, menambahkan, pihaknya terus bersiaga dan memantau situasi dengan intensif. BPBD telah berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk PLN, untuk memutus sementara aliran listrik di wilayah terdampak guna mencegah risiko bahaya tambahan.

“Kami terus melakukan pemantauan dan mengimbau warga untuk tetap waspada, karena pergerakan tanah ini belum berhenti,” ujar Budi. **

error: