SLAWI, smpantura – Seribuan lahan pertanian di 5 desa Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal, terancam tak bisa tanam padi dan jagung. Hal itu dikarenakan Pondasi Tebing Talang Air Irigasi dari Sekunder Sawitali lokasi Desa Mulyoharjo Kecamatan Pagerbarang, ambrol sejak akhir Februari 2025 lalu.
Kades Mulyoharjo, Abdul Basir mengatakan, hujan lebat yang berlangsung lama sejak awal tahun 2025, membuat Sungai Krupak kerap meluap. Derasnya air sungai tersebut membuat pondasi tebing talang air irigasi dari Sekunder Sawitali, ambrol.
Beberapa batu dan material pondasi terbawa arus, sehingga pondasi rusak parah. Derasnya arus Sungai Krupak juga membuat tanah bantaran sungai ikut tergerus. Pondasi ambrol sebelah bawah talang tinggi 6 meter dan di bawah jembatan jalan raya sekitar 80 metet sebelah utara dengan Tinggi 4 meter.
“Padahal, pondasi ini menopang talang air irigasi dari Sekunder Sawitali. Jika dibiarkan, maka talang air bisa ambruk,” katanya.
Dijelaskan, talang air irigasi sepanjang 14 meter dan lebar 1,5 meter. Bangunan yang sudah lama itu, jika pondasi ambrol kembali, maka bisa amblas dan hancur.
Padahal, talang air tersebut merupakan akses saluran satu-satunya ke lahan pertanian di lima desa, yakni Desa Randusari, Jatiwangi, Surokidul, Pesarean dan Sidomulyo.
“Jika ambruk, maka petani tidak bisa tanam padi dan jagung. Mereka hanya mengandalkan pengairan dari saluran irigasi ini,” ujarnya.
Atas bencana tersebut, tambah dia, Program Presiden Prabowo Subianto untuk peningkatan Slswasembada pangan tidak bisa tercapai maksimal. Bahkan, jika talang air irigasi ambruk, maka dan produksi pertanian di wilayah Pagerbarang bisa turun.
“Kami berharap secepatnya bisa ditangani, sebelumnya merembet ke talang air irigasi,” pintanya. **