Brebes  

Tiap Musim Hujan Kebanjiran, Warga Bantarkawung Brebes Desak Normalisasi Muara Sungai Ciraja-Pemali

BREBES, smpantura – Tiap musim hujan datang, Dukuh Gempol di Desa Bantarkawung, Kecamatan Bantarkawung, Brebes, selalu dilanda banjir. Warga pun mendesak pemerintah segera melakukan normalisasi atau penataan muara Sungai Ciraja-Pemali.

Tanpa langkah serius, mereka khawatir luapan air akan terus merendam permukiman setiap musim penghujan.

Desakan itu disampaikan warga kepada tim Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (Pusdataru) Provinsi Jawa Tengah yang meninjau lokasi muara Sungai Ciraja-Pemali pada Kamis (2/9). Mereka berharap aspirasi tersebut menjadi prioritas pemerintah demi memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat.

Warga menyebut, banjir hampir selalu datang ketika hujan deras turun. Luapan Sungai Pemali berulang kali merendam permukiman hingga setinggi dada orang dewasa. Ratusan rumah terdampak, termasuk dua pondok pesantren, satu masjid, dan satu musala. Tak hanya itu, genangan air juga melumpuhkan jalur utama jalan provinsi Bumiayu–Salem.

BACA JUGA :  Telan Anggaran Rp 79,3 Miliar, Proyek SPAM Tuk Uleng III Belum Bisa Dimanfaatkan

“Setiap tahun pondok kami kebanjiran dari luapan Sungai Pemali. Ini mengganggu kegiatan belajar para santri,” kata Kiai Abdul Wahid, pengasuh Ponpes Nurul Ilmi Dukuh Gempol, Bantarkawung.

Diakuinya, saat banjir terjadi, bantuan memang selalu datang, baik tenaga maupun logistik. Namun, menurutnya bantuan tersebut hanya bersifat sesaat. Musim hujan berikutnya, banjir datang lagi karena akar masalah tidak pernah disentuh.

“Bantuan itu penting, tapi tidak menyelesaikan masalah. Warga butuh solusi jangka panjang. Kalau sungai tidak dinormalisasi, maka banjir akan terus datang, setiap tahun, setiap musim hujan. Santri kami terpaksa belajar dalam kondisi darurat, warga pun selalu dihantui rasa waswas,” ujarnya.

error: