Slawi  

Tiga PNS Teladan Terima Penghargaan

Dirinya memandang penting upaya mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk kimia.

“Kita perlu mensubstitusi pupuk kimia dengan pupuk organik. Bagaimanapun konsep pertanian alamiah harus dikembalikan karena dampak negatif penggunaan pupuk dan pestisida kimia secara berlebihan selain merusak lingkungan juga menurunkan produktivitas atau hasil pertanian,” ungkapnya.

Melalui konsep pertanian organik berbasis sumber daya lokal Rokhlani yakin keseimbangan lingkungan atau agro ekosistem lahan pertanian akan bisa kembali lagi.

Untuk itu, pihaknya saat ini terus mendorong penggunaan pupuk dan pestisida organik di kalangan petani dengan memanfaatkan bahan baku lokal.

Inovasi teknologi pertanian yang sudah berhasil dikembangkan Rokhlani, antara lain pupuk organik cair, pupuk oranik padat, pestisida hayati dan pestisida nabati.

Teknologi terapan pertanian organik yang sudah diajarkan lewat penyuluh pertanian ini sudah banyak diterapkan dan dikembangkan petani ataupun kelompok tani, seperti petani beras organik di Desa Cawitali, Kecamatan Bumijawa dari yang semula hanya diterapkan pada lahan seluas satu hektare kini berkembang menjadi hampir 10 hektare.

BACA JUGA :  Batik Ciprat Jadi Seragam ASN, Pemkab Tegal Diharap Berpihak Pada Penyandang Disabilitas

“Lahan pertanian beras organik yang sudah terverifikasi organik di Desa Cawitali hampir mencapai 10 hektare. Harapannya, konsumen beras organik juga akan terus bertambah,” ungkapnya.

Menurutnya, dari program pelatihan tersebut sudah ada beberapa petani atau kelompok tani yang mampu memproduksi serta mengemas pupuk dan pestisida organik untuk dipasarkan di kalangan sendiri.

Sedangkan penjualannya ke luar masih terkendala legalitas perizinan seperti pendaftaran nomor induk berusaha, perizinan usaha perdagangan, NPWP, merek dagang dan sebagainya.

error: