Slawi  

Tim Penerima Hibah DPPM Universitas Bhamada Slawi Tangani Kesehatan Mental Lansia

Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya belajar teori di kelas, tetapi langsung merasakan dinamika sosial dan budaya masyarakat.

Dari hasil pretest dan posttest yang dibagikan, terjadi peningkatan signifikan dalam pengetahuan dan pemahaman mitra mengenai kesehatan mental. Tetapi lebih dari sekadar angka, yang paling menggembirakan adalah perubahan sikap.

“Saya dulu takut kalau ada tetangga yang sering bicara sendiri. Tapi setelah ikut pelatihan, saya jadi tahu cara mendekati dan bantu mereka. Kadang cuma perlu diajak ngobrol,” tutur salah satu anggota Posyandu Lansia.

Awalnya, masyarakat memandang ODGJ dengan ketakutan atau penolakan. Namun kini, mereka mulai membuka hati dan memahami bahwa ODGJ juga bagian dari komunitas yang harus dirangkul.

Program ini tidak selesai hanya dalam pelatihan. Tim juga menyusun rencana keberlanjutan, salah satunya melalui pengembangan komunitas pendamping kesehatan jiwa di tingkat RW. Selain itu, mereka akan mempublikasikan hasil kegiatan di jurnal dan media sosial sebagai bentuk diseminasi ilmu.

BACA JUGA :  Bacaleg PKB Jalani Uji Kelayakan dan Kepatutan

“Harapan kami, program ini bisa direplikasi di desa atau kecamatan lain. Jika kita mulai dari keluarga, dari komunitas kecil, maka perubahan besar akan menyusul,” tegas Musripah.

Dengan semangat kolaboratif dan empati sebagai dasar, Universitas Bhamada Slawi telah membuka ruang diskusi dan aksi nyata dalam isu yang selama ini kurang mendapat perhatian. Bahwa di balik angka-angka statistik, ada manusia, ada keluarga, dan ada harapan. (**)

error: