Kegiatan pencegahan akan lebih dikuatkan karena berdasarkan evaluasi percepatan penurunan stunting tahun 2021 – 2024 upaya penanganan (intervensi spesifik) pada balita yang sudah stunting hanya memberikan kontribusi keberhasilan hanya 10% saja.
Meskipun capaian penurunan stunting Kabupaten Tegal sudah cukup signifikan , tetapi masih banyak yang perlu dievaluasi terutama pada upaya konvergensi dan cakupan layanan intervensi pada sasaran primer yaitu remaja calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui baduta usia 0 – 23 bulan dan balita usia 24 – 59 bulan.
Topik FGD adalah enam pilar aksi konvergensi dan 29 cakupan layanan intervensi spesifik dan sensitif. Kegiatan diikuti unsur OPD terkait, perguruaan tinggi, organisasi massa dan perwakilan media.
Berdasarkan hasil diskusi yang cukup panjang , beberapa hal yang masih perlu dievaluasi antara lain perlunya sinergi perencanaan dan dukungan anggaran, penggunaan data stunting untuk pengambilan kebijakan dan intervensi sasaran oleh OPD terkait, peningkatan kapasitas pelaku di kecamatan dan desa, pengembangan mekanisme monev yang melibatkan lintas OPD, dukungan anggaran untuk TP3S kecamatan, optimalisasi dukungan dana desa yang sudah dialokasikan oleh desa untuk stunting. Sedangkan untuk upaya spesifik adalah memastikan tablet tambah darah pada anak sekolah diminum oleh siswa, harus ada dukungan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Pemberian makanan tambahan (PMT) dana desa menggunakan standar dari Dinas Kesehatan, penguatan strategi komunikasi perubahan perilaku untuk penyampaian ke sasaran primer (remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu balita). Serta banyak masukan lain yang akan dijadikan bahan dalam penyusunan rencana aksi daerah (RAD) percepatan pencegahan penurunan stunting.


