Slawi  

Transformasi Dakwah Islam di Era Digital dan Media Sosial

Terlebih, struktur demografi Kabupaten Tegal saat ini didominasi oleh native digital yang jumlahnya mencapai 52 persen penduduk dari komposisi generasi Z dan millenial.

“Anak-anak muda sekarang lebih tertarik melihat konten-konten kreatif di platform media sosial, sehingga metode dakwah bil IT atau dakwah yang memanfaatkan teknologi ini sangat diperlukan,” pesan Umi.

Umi pun berharap, melalui program ini para santri yang kelak akan terjun berdakwah bisa memahami, mampu beradaptasi dengan perubahan zaman serta memperkaya diri dengan ilmu komunikasi penyiaran Islam.

“Berdakwah di media sosial ini menarik sekaligus menantang. Dari sana pula kita bisa merancang konteks dan konten dakwahnya yang sesuai landasan teologis-normatifnya, ke arah mana masyarakat ini akan diubah dengan tetap berpedoman pada konsep Islam rahmatan lil alamin,” ujarnya.

BACA JUGA :  Gebyar Lomba UKM Meriahkan Dies Natalis III Universitas Bhamada Slawi

Senada dengan Umi, Wakil Ketua Baznas Kabupaten Tegal, Nurul Huda menuturkan, selain meningkatkan kapasitas santri dalam berdakwah, melalui program ini diharapkan, para santri mampu memberikan pemahaman tentang ajaran Islam, yang benar pada generasi muda untuk mencegah tumbuhnya paham radikalisme ataupun tindakan anarkis remaja yang mengganggu keamanan lingkungan.

“Melalui program praktik dakwah ini para santri bisa lebih percaya diri, mampu memahami kultur sosial di masyarakat yang majemuk serta bisa menyampaikan pesan toleransi dalam kehidupan sosialnya,” ungkap Huda.

Adapun program advokasi dan dakwah tahun 2023 ini diikuti oleh 56 orang santri Ittihadul Mutakhorrijin Al-Falah Ploso dan 70 orang santri dari Lembaga Ittihadul Muballighin Pondok Pesantren Lirboyo. (T04-Red)

error: