TEGAL, smpantura – Politeknik Harapan Bersama (Poltek Harber), menggelar penandatanganan, dengan Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) dan kuliah umum bertemakan “Transformasi Pendidikan Vokasi di Politeknik” bertempat di Aula Gedung C Poltek Harber, pada Jumat (8/9/23).
Direktur Poltek Harber, Agung Hendarto mengatakan, Kemendikbudristek RI, mengeluarkan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), yang cenderung berpihak pada vokasi. Agung menjelaskan, saat ini perguruan tinggi diberi kebebasan, untuk merumuskan kebijakannya sendiri.
“Jika sebelumnya kita tinggal menaati aturan pemerintah, saat ini kita diberi kebebasan yang luas, untuk menentukan dan mengatur kebijakan kampus masing-masing,” kata Agung.
“Dosen tidak lagi sebagai sentral pengetahuan, dosen lebih sebagai pembimbing, motivator, fasilitator. Peran itulah bagaimana kita perlu menyiapkan dosen di pendidikan vokasi. Kita berharap mahasiswanya pemberani, pintar bahasa inggris, pintar berkomunikasi, dll,” lanjutnya.
Agung menambahkan, kita belajar dari beberapa negara, terutama negara maju, hampir lebih dari 50 persen mahasiswanya adalah vokasi.
“Makanya mereka berhasil, membuat sebuah produk sebagai negara produsen yang luar biasa dan menjadikan negara mereka lebih survive”. tambahnya.
Direktur Politeknik Negeri Jakarta (PNJ), H. Zainal Nur Arifin berharap, kerja sama ini bisa diimplementasikan secara konkrit. Salah satu bentuk transformasi perguruan tinggi, yaitu kedisiplinan, baik untuk mahasiswa maupun dosen. Menurutnya, saat ini regulasi memberikan kewenangan perguruan tinggi masing-masing.
“Intinya adalah, sekarang regulasi itu tidak menentukan secara detail perguruan tinggi, harus ke mana. Tetapi diserahkan kepada pimpinan perguruan tinggi”, ungkap Zaenal.
“Perlunya transformasi pendidikan tinggi vokasi yaitu, karena angkatan kerja indonesia masih kurang produktif, kualitas angkatan kerja indonesia, masih sangat lemah dibandingkan kebutuhan kompleksitas pekerjaan masa kini dan masa depan,” ujar Zainal
“Selanjutnya, kemampuan pendidikan saat ini untuk menyiapkan SDM kompeten masih sangat tertinggal, dibandingkan kecepatan perubahan teknologi dan adaptasi teknologi, kemudian kecepatan dan arah perkembangan ekonomi serta ketersediaan lapangan kerja, tidak dalam kendali sistem pendidikan,” pungkas Zainal.