SLAWI, smpantura – Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-4, Universitas Bhamada Slawi menyelenggarakan International Seminar 2025 secara daring melalui platform Zoom pada Senin (21/7/2025). Seminar ini mengusung tema “Empowering Health Through Digital Transformation”, dengan tujuan membahas berbagai tantangan dan peluang yang muncul dalam integrasi teknologi digital ke dalam dunia kesehatan dan pendidikan.
Seminar ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor Universitas Bhamada Slawi, Dr. Risnanto, M.Kes. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas institusi dalam menjawab tantangan era digital. “Kegiatan ini merupakan wujud nyata dari implementasi kerja sama antar perguruan tinggi dan bagian dari strategi untuk memperluas jaringan profesional guna meningkatkan mutu layanan pendidikan,” ungkapnya. Ia juga menambahkan bahwa forum semacam ini sangat penting untuk mempertemukan para akademisi dari berbagai negara. “Melalui seminar ini, kita bisa saling berbagi ilmu, pengalaman, dan pandangan, sekaligus mendorong transformasi dan kolaborasi yang berkelanjutan agar perguruan tinggi tetap relevan dan mampu menghasilkan SDM yang unggul, bermoral, dan berdaya saing global,” tegasnya.
Acara ini menghadirkan empat pembicara dari berbagai institusi terkemuka di kawasan Asia. Prof. Su-Fen Cheng dari National Taipei University of Nursing and Health Sciences (NTUNHS), Taiwan, membuka sesi dengan paparan bertema “Digital Transformation in Nursing Education”. Ia memaparkan bagaimana teknologi telah membentuk ulang metode pengajaran di bidang keperawatan, mulai dari e-learning, simulasi virtual, hingga penggunaan data analitik dalam pembelajaran klinis. Prof. Cheng juga menekankan pentingnya kesiapan institusi pendidikan dalam menjamin akses digital yang merata bagi seluruh mahasiswa.
Pembicara berikutnya, Dr. Bhanu Prakash Nunna dari RV University, India, membawakan materi “Navigating Mental Health Challenges in the Digital Era”. Ia mengulas bagaimana dunia digital berdampak signifikan terhadap kesehatan mental, baik secara positif maupun negatif. Isu-isu seperti kelelahan digital, kecanduan media sosial, hingga tekanan sosial digital menjadi sorotan utama. Dr. Bhanu juga memperkenalkan pemanfaatan teknologi seperti aplikasi intervensi psikologis dan kecerdasan buatan untuk mendeteksi gejala awal gangguan mental.
Dari Universitas Bhamada Slawi, Haries Anom Susteyo A., M.Kom., menyampaikan materi “Cyber Awareness in the Digital Era”. Dalam paparannya, ia mengajak peserta untuk lebih waspada terhadap ancaman siber, seperti pencurian data, peretasan akun, dan penyebaran informasi palsu. Ia menekankan pentingnya membangun budaya sadar siber, yang harus dimulai dari lingkungan akademik.
Sebagai penutup, Prof. Ts. Dr. Salwani Mohd Daud dari University Malaysia of Computer Science & Engineering (UNIMY), Malaysia, hadir dengan materi “How Humans and AI Co-Create the Future Together”. Dalam sesi yang inspiratif, beliau mengajak peserta memandang kecerdasan buatan bukan sebagai ancaman, melainkan sebagai mitra kolaboratif dalam meningkatkan kualitas hidup manusia. Ia menegaskan pentingnya membangun kolaborasi etis antara manusia dan mesin, dengan tetap menjunjung empati, nilai kemanusiaan, dan tanggung jawab sosial.
Tak hanya diwarnai oleh paparan ilmiah yang inspiratif, seminar ini juga disambut dengan antusiasme tinggi dari para peserta, terutama dalam sesi diskusi yang interaktif dan penuh energi. Suasana semakin semarak dengan adanya door prize menarik yang menambah keceriaan acara. Lebih dari sekadar forum akademik, kegiatan ini menjadi ruang kolaboratif yang mempertemukan berbagai disiplin ilmu, memperkuat jejaring profesional, serta menumbuhkan semangat inovasi untuk menghadapi tantangan dunia digital secara lebih cerdas, inklusif, dan berkelanjutan.(**)