TEGAL, smpantura – Sejumlah nelayan mengeluhkan pemasangan vessel monitoring system (VMS). Mereka menilai alat tersebut digunakan hanya sebagai mata-mata nelayan saat mencari ikan.
Hal itu disampaikan para nelayan dalam rangkaian aksi damai di depan Kantor Satker Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Tegal, Rabu siang (16/10/2024).
“Apa fungsi VMS. Kami membeli dan memasang secara mandiri. Belum ada efek positif dari alat ini, yang ada justru kami semakin dirugikan,” kata Tegar, salah satu koordinator aksi.
Keunggulan VMS yang disebut-sebut dapat memberikan pertolongan pada saat nelayan mengalami musibah juga belum maksimal.
Realita di lapangan, pada saat tombol ‘panic button’ ditekan tidak ada satupun bala bantuan datang.
“Kapal kami kecelakaan, anak buah kapal sakit, panic button ditekan tetapi tidak ada sama sekali pihak-pihak terkait yang memberi pertolongan,” tegas Tegar.
Ironisnya, pada saat kapal nelayan termonitor melewati batas wilayah penangkapan ikan, setelah berlabuh mereka justru dikenakan sanksi denda.
“Dendanya tidak main-main. Padahal mencari ikan itu tidak menentu, terkadang posisi ikan berada di luar wilayah penangkapan. Lalu apa gunanya kami mencari ikan di wilayah penangkapan yang ditetapkan sementara tidak ada sama sekali ikan di sana,” jelasnya.
Menanggapi itu, perwakilan Satker PSDKP Tegal, Hardi menyatakan siap meneruskan aspirasi para nelayan kepada pimpinan di kantor pusat.
Sebab, kantor Tegal hanya beroperasi untuk memberi pelayanan dan bukan pengambil kebijakan. (**)