TEGAL, smpantura – Wacana lima hari sekolah bagi siswa SD dan SMP di Kota Tegal, ditolak DPRD dan Kementerian Agama setempat. Wacana ini juga dinilai mampu menimbulkan permasalahan baru bagi orang tua.
Anggota Komisi I DPRD Kota Tegal, Ardy Arafiq mengatakan, jika lima hari sekolah memiliki salah satu tujuan memberi waktu luang lebih banyak bagi orang tua dan siswa, bagaimana jika siswa yang orang tuanya bekerja selama sepekan penuh.
Kondisi itu juga akan semakin memperberat orang tua yang harus memberikan biaya tambahan kepada anak-anaknya, karena pulang lebih lama.
“Senin-Jumat sekolah, Sabtu dan Minggu bersama keluarga. Iya bagi yang orang tuanya bekerja jadi ASN. Bagaimana yang mereka bekerja full time. Belum lagi kalau pulang sampai sore, kita harus memberi uang saku tambahan,” kata Ardy, baru-baru ini.
Selain itu, Ardy menilai bahwa waktu luang di hari Sabtu dan Minggu perlu diwaspadai bagi orang tua yang memiliki anak di bangku SMP. Pasalnya, kenakalan remaja mulai menyasar di hari-hari luang.
Politisi PDI Perjuangan ini berharap hari Sabtu dan Minggu tidak dijadikan ajang untuk melakukan aksi kenakalan remaja karena minimnya perhatian dari orang tua.
“Jangan sampai Senin-Jumat sekolah, hari Sabtu Minggu tawuran. Karena tidak sedikit anak-anak SMP sekarang yang terlibat seperti itu,” jelasnya. **