SLAWI, smpantura – Insiden jembatan kaca pecah di Desa Limpakuwus , Banyumas berdampak pada destinasi wisata serupa yang ada di kawasan Daya Tarik Wisata (DTW) Guci, Kabupaten Tegal. Kini, wahana jembatan kaca di The Geong Guci dan The Baron Hill of Guci ditutup untuk sementara waktu.
Penutupan wahana jembatan kaca yang menjadi incaran pengunjung untuk melakukan swafoto ini, berdampak pada jumlah pengunjung ke destinasi wisata tersebut.
Hal ini diakui oleh pengelola The Baron Hill of Guci Ikbal Ali Umamik. Menurut Ikbal, jembatan kaca yang dilengkapi dengan tiang penyangga berbentuk tangan emas ini selama ini menjadi favorit pengunjung.
“Jelas berpengaruh,yang biasanya kami bisa menjual satu bendel tiket (100 lembar), sekarang turun drastis,”ujarnya.
Menurutnya, untuk memulihkan tingkat kunjungan wisawatan, menurutnya dibutuhkan waktu lama. Terlebih setelah terjadinya insiden jatuhnya bus ke sungai di Guci, jumlah kunjungan wisatawan belum sepenuhnya pulih.
Ikbal menuturkan, sesuai arahan dari Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata yang melakukan pengecekan pada Selasa (31/10/2023) lalu, pihaknya menutup wahana jembatan kaca sementara waktu. Selanjutnya pada Rabu (1/11/2023) pengelola berinisiatif melakukan pemasangan karbinet pengaman berupa jaring tali tambang di bawah jembatan kaca.
“Setelah kami pasang ini, nanti dari tim ahlinya yang akan melakukan penilaian baik DPUPR atau menggandeng konsultan, seberapa layaknya jembatan kaca Baron Hill,”sebutnya.
Dari pantauan di destinasi Baron Hill, tampak sejumlah pengunjung yang datang kecele saat hendak berswafoto di atas jembatan kaca. Mengetahui adanya pemasangan jaring tali tambang, pengunjung pun beralih ke spot-spot yang lain yang disediakan di wahana tersebut.
Ikbal menyebutkan, untuk memulihkan kunjungan ke wahana tersebut, diperlukan langkah-langkah promosi untuk menormalisasi jumlah kunjungan.
Sementara itu, Pengelola Lapangan The Geong Guci Ritno Prasetyo mengungkapkan hal yang sama. Menurutnya, turunnya jumlah pengunjung saat ini bukan hanya karena jembatan kaca ditutup. Sepi pengunjung telah terjadi sejak beberapa bulan ini.
“Bagi masyarakat di sekitar Obyek Wisata Guci, biasanya di tahun politik ya memang sepi. Ditambah dengan adanya isu Gunung Slamet,”tutur Ritno.
Ia mengungkapkan, penutupan The Geong Guci telah dilakukan sejak Senin (30/10) atas inisiatif pengelola. Ritno mengungkapkan, kejadian yang menimpa The Geong Banyumas menjadi pembelajaran bagi dirinya, untuk memperhatikan keamanan pengunjung yang berwisata di wahana yang dikelolanya. (T04-Red)