Ketika Madanipour membedakan antara public space dan private space, penjelasannya filosofis sekali.
Ruang privat esensinya adalah dialog dan interaksi between mind and body.
Ketika seseorang mengendalikan pikirannya dan jasadnya, maka sepenuhnya dia berada di ruang privat.
Ini tentu saja menarik, karena bisa saja seseorang di dalam rumah tapi pola pikirnya ‘public‘ karena gaya hidupnya yang public oriented.
Kata ‘public‘ diturunkan dari kata latin ‘populus’, maknanya rakyat dalam pengertian yang luas. Jadi, public space ya ruang rakyat.
Memang pada awalnya ruang publik ini arena pertemuan dan komunikasi serta berbagi ruang dengan bebas pada komunitas warga kota.
Dalam perkembangannya kata publik, berubah menjadi memiliki makna authority sehingga pengelolaan ruang publik kota menjadi authorized, alias dikuasai pemerintah kota.
Atas nama profesionalitas dan kemampuan membiayai dan merawat ruang publik, maka pemerintah kota menjadi manajer ruang publik.
Karena namanya ‘public‘, maka ruang publik menjadi ruang politik dimana diharapkan menjadi lambang kesejahteraan masyarakat kotanya.
Ruang publik merupakan ruang promosi bagi pengaruh otoritas yang bertujuan mendorong kesejahteraan umum.
Patriotic, itulah komentar Ali Madanipour tentang bagaimana seharusnya ruang publik dikelola.
Jadi yang dicari calon wali kota yang patriotik dan walinalar yang mampu memberi solusi pada masalah publik yang dihadapi warga dan kota yang akan dikelola dan dipimpinnya. Semoga. (T03-Red)