Selain pemberdayaan ekonomi, pemprov juga menyalurkan 1 ton beras CPPD untuk 100 kepala keluarga di Pidodo Kulon, masing-masing mendapat 10 kilogram.
Di sisi lain, tenda pelayanan kesehatan penuh dengan warga yang menunggu giliran pemeriksaan. Salah satunya Mustofa, warga setempat, yang datang bersama istrinya.
“Istri saya mau periksa THT. Biasanya periksa di Puskesmas Induk, kalau yang dekat sini kan puskesmas pembantu. Kalau ke rumah sakit ya agak jauh. Sekarang ada layanan dokter datang ke desa, jadi lebih mudah dan gratis,” ujarnya lega.
Cerita serupa datang dari Jamsari, penderita diabetes melitus (DM) yang sudah 15 tahun berjuang melawan penyakitnya.
“Dulu sempat berhenti berobat karena dikira sudah sembuh. Tahu-tahu kaki saya luka lagi. Terus di kasih tahu sama perangkat desa kalau ada Speling. Alhamdulillah, saya bisa periksa di sini tanpa harus jauh-jauh,” katanya.
Program Speling memang di rancang untuk mendekatkan layanan medis ke masyarakat desa. Hingga 13 Oktober 2025, program ini telah menjangkau 595 desa di 35 kabupaten/kota, dengan total 64.278 jiwa penerima manfaat.
Capaian Cek Kesehatan Gratis (CKG) di Jawa Tengah bahkan mencapai 9,51 juta jiwa atau 95,98% dari total pendaftar, lebih tinggi di banding capaian nasional yang sebesar 93,24%.
Menurut perwakilan Puskesmas Patebon, Isti, kegiatan Speling ini bekerja sama dengan RSUD Tugu Kendal dengan menghadirkan dokter spesialis THT, penyakit paru, penyakit dalam, serta layanan radiologi dan pemeriksaan dasar lainnya.
“Antusiasme masyarakat luar biasa, lebih dari 100 orang datang hari ini. Beberapa pasien perlu pemeriksaan lanjutan, seperti rontgen paru karena hasil dahak negatif,” jelasnya.


