Tegal  

Waspada Banjir di Margadana, Pemkot Diminta Siapkan Mitigasi

Sedangkan terjadinya banjir, bisa terjadi lebih dari satu jam atau satu hari. Hal itu disebabkan karena mungkin masuknya mudah, keluarnya genangan dari banjir itu susah.

“Ketika berbicara di wilayah perkotaan, debit hujan yang menyebabkan genangan biasa terjadi di Kelurahan Tegalsari, Pekauman dan Kraton, Kecamatan Tegal Barat. Tetapi kalau banjir, di sini (Kota Tegal) hanya ada banjir kiriman,” tuturnya.

Adapun wilayah yang terdampak banjir kiriman, meliputi Kelurahan Sumurpanggang, Kaligangsa dan Krandon, Kecamatan Margadana. Di mana banjir yang terjadi di Sumurpanggang disebabkan oleh tingginya air dari debit aliran Sungai Kali Kemiri yang diawali dari wilayah hulu di sekitar Bendungan Seng.

“Kalau debitnya tinggi, pasti dibuka satu pintu dulu. Ketika masih tinggi, tambah dua pintu, sehingga wilayah Sumurpanggang dan sekitarnya habis (kebanjiran),” tandasnya.

Sedangkan di Kelurahan Kaligangsa dan Krandon, banjir kiriman terjadi akibat masuknya air dari wilayah persawahan Desa Sidakaton, Sidapurna dan Desa Kupu, Kabupaten Tegal, yang kemudian mengalir ke wilayah Polder Bayeman.

BACA JUGA :  Pemkot Tegal Dorong Pembangunan Dapur Gizi

“Air dari Polder Bayeman masuk ke daerah tangkapan air di wilayah Kaligangsa, nanti akan menyeberang ke Jalan Bekasi Selatan, masuk ke wilayah sawah Krandon. Nah, sampai di sawah Krandon, nanti masuk ke perumahan-perumahan. Di situ juga ada saluran di bawah rel kereta yang akan masuk ke wilayah Krandon sebelah Utara. Titik terendahnya nanti ada di RT 06/ RW 04,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Sutari membeberkan cara mengatasi banjir di Krandon, yakni dengan mengeluarkan air melalui saluran yang ada di sebelah Utara rel kereta. Kemudian mengembalikan dari Krandon ke Kaligangsa dan di Kaligangsa, didorong masuk ke Saluran Cacingan yang ada di sekitar SDN Kaligangsa 03 sampai di Saluran Gebang 2 yang sekarang sudah memiliki mesin pompa.

error: