Batang  

Waspada Megatrust, BPBD Gelar Simulasi Kebencanaan

BATANG, smpantura – Gempa Megatrust yang ditakutkan muncul di Pulau Jawa membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Batang melakukan langkah mitigasi di berbagai instansi maupun institusi. Termasuk di sejumlah lembaga pendidikan agar warga sekolah mampu mengambil tindakan penanganan efektif, sehingga meminimalisir terjadinya dampak kebencanaan.

Kasie Kedaruratan BPBD Batang Nur Setia Nugroho mengatakan, meskipun memiliki potensi yang kecil terhadap megatrust, namun Kabupaten Batang tetap harus melakukan mitigasi kebencanaan yang baik. Termasuk bagi warga sekolah harus tahu potensi megathrust, dan diharapkan bisa mengurangi risiko dampak kebencanaannya.

” Tidak hanya mendapatkan paparan materi, namun yang terpenting para guru dan pelajar mempraktikkan langsung simulasi cara menyelamatkan diri hingga menangani korban terdampak gempa” ujarnya saat mendampingi pelajar mempraktikkan simulasi mitigasi kebencanaan di SMAN 1 Batang, Kabupaten Batang, Selasa (8/10).

Dia menjelaskan, berdasarkan informasi dari BMKG, wilayah Kabupaten Batang masih tergolong aman, dari megatrust. Hal itu dikarenakan potensi Megatrust rawan muncul di Jawa bagian selatan yakni Cilacap, Wonogiri, Kebumen dan Purworejo. Menurut Nur Setia Nugroho, selain SMAN 1 Batang, beberapa instansi yang telah mendapatkan simulasi mitigasi kebencanaan, diantaranya Puskesmas Tulis, BRI, Kawasan Industri Terpadu Batang, SMKN 1 Warungasem. Dalam waktu dekat kegiatan serupa juga akan menyasar ke lembaga pendidikan di jenjang SD dan SMP di Kabupaten Batang.

BACA JUGA :  Lapas Batang Berbagi, Keluarga WBP Dapat Paket Sembako

Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan SMAN 1 Batang Setyo Utomo mengatakan, simulasi tanggap bencana ini memberikan pemahaman kepada peserta didik, agar mampu mengambil sikap yang tepat ketika terjadi gempa bumi. Terlebih melihat bangunan sekolah yang bertingkat, mengakibatkan dampak gempa lebih terasa.

” Tentu saja siswa maupun orang tua merasa khawatir jika terjadi gempa. Untuk itulah kami mengundang BPBD untuk memberikan pengetahuan dasar, ketika gempa terjadi di lingkungan sekolah,” tuturnya.

Dalam kegiatan ini, anggota PMR dan UKS sengaja diikutsertakan dalam simulasi tersebut. Hal tersebut dilakukan agar mereka memahami langkah penanganan terhadap korban terdampak gempa. Respons anggota PMR dan UKS juga sangat antusias, karena mereka sudah terbiasa menangani korban cidera saat laka dan lainnya.

Sementara itu, salah satu siswi, Novita usai memperagakan adegan sebagai korban gempa, mengaku simulasi tersebut membantu menyiapkan mental dan mampu mengambil sikap ketika terjadi gempa.

” Kalau dengar suara sirine saya akan lebih cepat menyelamatkan diri, biar tidak tertimpa bangunan yang roboh,,” ujarnya. (**)

error: