“Memang belum pernah terjadi, tapi gempa yang disebabkan pergerakan patahan merupakan siklus berulang tiap 100 tahun. Contoh seperti gempa di Palu, Aceh, jadi kejadian gempanya berulang setiap 100 tahun sekali,” tegasnya.
Pelaksana Tugas Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Batang, Riza Zakiyah menuturkan, dipilihnya SMA 1 Subah menjadi proyek percontohan. Karena belum pernah mendapatkan edukasi seputar Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).
Dengan kondisi kontur tanah bagian bawah terdapat patahan, yang berpotensi terjadinya gempa dan letak lembaga pendidikan yang berdekatan dengan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB). Sehingga rawan terdampak baik secara alam maupun sosial.
“Sampai sekarang masih aman terkendali, tapi jika meneropong 20-30 tahun ke depan, jika lembaga pendidikan terletak di kawasan industri tentu berdampak luas. Munculnya patahan di bawah lingkungan sekolah dimungkinkan terjadinya gempa, sehingga warga sekolah harus bersiap sedini mungkin, apabila terjadi peristiwa kebencanaan,”ujarnya.
Rencananya, edukasi dan mitigasi kepada peserta didik akan disampaikan langsung oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sebagai narasumber utama didampingi instansi terkait antara 15 -17 Maret mendatang.
(P02-Red)


