BANJARNEGARA, smpantura – Dieng Culture Festival (DCF) 2025 resmi berakhir dengan prosesi sakral potong rambut gimbal anak bajang di kompleks Candi Arjuna. Tradisi yang hanya dijumpai di Dataran Tinggi Dieng itu berhasil memukau ribuan wisatawan, banyak di antaranya mengaku baru pertama kali menyaksikan langsung ritual unik yang menjadi ikon budaya masyarakat Dieng.
Seperti disampaikan Rahayu, wisatawan asal Jakarta. Ia mengaku sudah sering berkunjung ke Dieng. Ia juga tahu banyak perubahan di sekitar kawasan Dieng, termasuk sekarang banyak vila-vila di dekat kawasan candi. Namun ia baru pertama kali melihat langsung prosesi ritual potong rambut gimbal anak bajang.
“Sudah sering dengar tetapi baru kali ini lihat langsung. Terbaru dan takjub kenapa rambutnya bisa begitu. Tadi juga bertanya-tanya, apakah tidak bisa dikeramasi atau dilurusin saja atau bagaimana, ternyata memang itu tumbuh lagi,” ujarnya ditemui usai ritual potong rambut gimbal di kompleks Candi Arjuna, Minggu, 24 Agustus 2025.
Rahayu yang datang bersama teman-temannya itu mengatakan, rangkaian acara Dieng Culture Festival 2025 sudah cukup bagus. Memang ada beberapa poin yang musti harus ditingkatkan lagi, namun secara garis besar sudah mampu menarik wisatawan untuk datang ke Dieng.
Terutama pengemasan tradisi potong rambut gimbal dan rangkaian acara lainnya dalam Dieng Culture Festival. Menurutnya, tidak masalah sebuah tradisi dikemas secara modern dengan kegiatan lain seperti konser musik, karena tidak semua orang tertarik melihat upacara adat.
“Acara seperti ini sebenarnya kan mengemas budaya menjadi atraksi untuk menarik wisatawan. Kemarin juga banyak yang dari luar pulau. Jadi menjual bukan hanya pemandangan tetapi budaya juga bisa dipasarkan. Masyarakat supaya tahu ada tradisi-tradisi seperti ini, sekaligus melihat tempat wisata,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Suci, wisatawan asal Jakarta. Ia tidak menyangka DCF dihadiri ribuan orang. Salah satu yang berkesan dan membuatnya takjub adalah bisa melihat langsung anak bajang dengan rambut gimbalnya. Baginya DCF telah berhasil mengemas upacara tradisi menjadi sebuah acara yang lengkap, menghibur, dan memberikan pengetahuan.
“Belum pernah ketemu yang seperti itu. Untuk acara adat sih bagus banget ya. Memang anak-anak itu punya kelebihan, kan tidak semua dapat kayak gitu (rambut gimbal). Jadi perlu dilestarikan. Takjub banget lihat rambut gimbal,” ujar Suci yang sempat berfoto bersama anak bajang sebelum mengikuti prosesi potong rambut gimbal.
Wisatawan lain banyak pula yang menyatakan kekagumannya terhadap Dieng Culture Festival dan tradisi potong rambut gimbal anak bajang. Desi, warga Denpasar, Bali, mengatakan, meskipun berasal dari daerah yang terkenal dengan pariwisatanya, ia tetap terpukau dengan Dieng Culture Festival. Ia sengaja datang ke Dieng untuk menyaksikan langsung rangkaian acara tersebut.
“Bagus. Semalam ada pesta lampion, sekarang ada ini (potong rambut gimbal). Bagus ya. Jadi kami yang dari luar kota paham benar Dieng seperti apa. Prosesinya menarik. Saya juga baru tahu kalau ada anak gimbal di sini,” katanya. (**)