Menurutnya, perlindungan ketenagakerjaan ini bukan hanya sebatas formalitas. Manfaat dari program tersebut bahkan dirasakan sejumlah peserta maupun keluarganya. Ia menyontohkan, baru-baru ini, di Desa Cilongok, Kecamatan Bojong, seorang pekerja mengalami kecelakaan kerja yang berujung meninggal dunia. Peristiwa ini menjadi pengingat bagi semua betapa pentingnya perlindungan ketenagakerjaan agar keluarga yang ditinggalkan tetap memiliki jaminan untuk melanjutkan hidupnya.
“Umur, musibah tidak ada yang tahu, Saat ini sehat, besok terjadi musibah , kita tidak tahu. Penting, terutama untuk pekerjanya sendiri . Kalau terjadi kecelakaan kerja maka bisa dicover full oleh BPJS Ketenagakerjaan,”sebutnya.
Selain untuk melindungi pekerja, jaminan sosial ketenagakerjaan ini juga melindungi anggota keluarga pekerja. Manakala peserta meninggal dunia, keluarga akan mendapat santunan .Bahkan, bila kepesertaan mencapai tiga tahun, dua anak yang ditinggalkan akan mendapat beasiswa dari TK hingga kuliah.
“Tentu secara sosial, ekonomi dan pendidikan juga akan terjamin jika punya BPJS Ketenagakerjaan,” sebutnya.
Kepada penerima, Ischak berharap, mereka tidak hanya puas menerima secara gratis bantuan dari pemerintah, tapi juga ikut mengkampanyekan kepada keluarga dan anaknya yang belum menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan untuk bersama-sama ikut menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.
“Biayanya (premi) tidak terlalu mahal. Hanya Rp201.600 per tahun atau Rp16.800 per bulan. Ini lebih murah dari harga rokok sebungkus,”sebutnya.
Ischak menegaskan, program ini akan dilanjutkan tahun depan. Bahkan untuk nelayan, jumlah penerima akan diperluas. Sebanyak 2.716 nelayan akan diikutkan BPJS Ketenagakerjaan selama satu tahun atau dari Januari sampai Desember 2026. Untuk petani, pihaknya belum dapat merinci, karena melihat anggaran DBHCHT yang akan diperoleh Kabupaten Tegal.


