BATANG, smpantura – Desa Besani, Kecamatan Blado, Kabupaten Batang, berhasil mendapatkan penghargaan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI).
Desa wisata asri itu, meraih penghargaan harapan tiga, untuk kategori kelembagaan.
Sebelumnya Desa Wisata Besani, harus berkompetisi dengan 500 peserta desa se-Indonesia. Setelah di verifikasi faktual oleh tim juri, bahkan dihadiri Menteri Parekraf, Sandiaga Salahudin Uno, Besani lolos masuk 75 besar desa wisata.
“Alhamdulillah Desa Besani lolos dari 75 peserta menjadi juara dengan kategori yang berbeda, ada kategori home stay, toilet, sovenir, dan digitalisasi. Besani juara harapan tiga katagori kelembagaan,” ujar Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga (Disparpora), Kabupaten Batang Yarsana, seusai pulang dari Jakarta menerima penghargaan Anugerah Desa Wisata Kamis (30/8).
Dia menuturkan, Desa Besani juga mendapatkan medali dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), untuk pembuatan opak terbesar se-Indonesia.
Sebelumnya Batang juga, memecahkan rekor, pembuatan emping terbesar.
Pj Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki, memerintahkan Disporapar Batang, untuk mendorong pengembangan wisata, berbasis masyarakat.
Karena Kabupaten Batang, memiliki banyak potensi lokal yang bisa digali masyarakat, untuk kegiatan wisata.
“Kami berharap desa-desa jangan hanya mengandalkan campur tangan pemerintah, karena anggarannya belum memadai. Saat ini desa wisata yang ada di Batang kami dorong berbasis ke masyarakat seperti Desa Besani dengan semangat swadaya masyarakat mampu berinovasi dan kreasi mengembangkan desanya menjadi desa wisata,” ujar Yarsana.
Selain itu, jika berbasis masyarakat, biasanya lebih kuat dan mengakar. Seandainya ditopang, atau mengandalkan dana dari pemerintah, dikhawatirkan, kegiatan wisata tersebut berhenti.
Terlebih, jika tidak lagi mendapatkan kucuran dana, karena biasanya bantuan itu disesuaikan dengan kemampuan daerah.
“Lain halnya jika wisata tersebut berbasis masyarakat, nantinya akan hidup, karena mereka ikut serta mengelola. Masyarakat bisa membuat kegiatan hiburan, atau turut serta menyediakan jajanan, sehingga bisa andil mengembangkan UMKM,”tandasnya.
Yarsana menambahkan, sudah banyak wisata berbasis masyarakat, yang ada di Batang. Salah satunya Desa Besani yang terus bersolek.
“Desa Besani, yang mendapat penghargaan dari Kemenparekraf RI bisa ditiru desa yang lain dalam mengembangkan wisata berbasis masyarakat. Ke depannya mari bersama-sama melanggengkan kepariwisataan, tak hanya di desa wisata Besani, tapi semua desa mengembangkan potensi wisata lokal yang disengkuyung masyarakat,” tutur Yarsana. (P02-Red)