BREBES, smpantura– Bendung Jembat di Sungai Pemali, Desa Pruwatan, Kecamatan Bumiayu, Brebes, rusak parah. Kerusakan bendung yang mengairi 180 hektare sawah ini sudah berlangsung selama tujuh tahun.
Kades Pruwatan, Rasiman, mengatakan, infrastruktur pertanian tersebut rusak pada bagian mercu atau badan bendung.”Jebol dihantam banjir pada 2017. Akibatnya pengairan 180 hektare sawah terdampak,” kata Rasiman, Senin (3/6).
Selama bendung rusak, pengairan sawah mengandalkan bendung darurat. Bendung darurat yang dibuat petani itu berupa tumpukan batu yang diperkuat dengan karung pasir dan terpal.
Panjang bendung darurat mencapai 50 meter. Aliran sungai yang terbendung kemudian dialirkan ke saluran irigasi menuju sawah sawah petani.”Sampai hari ini pengairan sawah petani mengandalkan bendung darurat,” kata Rasiman.
Pengurus Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) setempat, Ali Makmuri, mengatakan, terakhir kali, bendung darurat dibuat pada Minggu (2/6).”Mudah-mudahan bisa bertahan lama,” kata dia.
Ali berharap, kesulitan yang dihadapi petani bisa menjadi perhatian pemerintah. Sebab, sektor pertanian masih menjadi gantungan hidup masyarakat.”Kami berharap kerusakan bendung dapat diperbaiki secara permanen,” katanya.
Kepala UPTD Pemali Hulu Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (PSDAPR), Rojikin, mengatakan, perbaikan bendung sepanjang 50 meter tersebut, membutuhkan anggaran sekitar lebih kurang Rp 3 miliar.”Kami sudah mengusulkan perbaikan melalui Bantuan Gubernur. Mudah-mudahan tahun 2025 bisa direalisasikan,” kata dia. Rojikin menambahkan, PSDAPR membantu 200 karung dan 12 lembar terpal untuk pembuatan bendung darurat. (T06_Red)