TEGAL, smpantura.news – Pemerintah Kota Tegal, akan menganalisis data elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) yang sudah terinput 100 persen, untuk penanganan kasus stunting.
Penjabat Wali Kota Tegal, Dadang Somantri, Sabtu (29/6) menyebut bahwa target-target penanganan stunting di Kota Tegal, sudah jelas jika melihat hasil pengukuran melalui aplikasi e-PPGBM.
Hanya saja, perlu dilakukan penghitungan dan analisis lebih lanjut, untuk kemudian diberikan treatment di lapangan. Sebagai informasi, e-PPGBM merupakan data dari penimbangan yang dilakukan kader posyandu terhadap balita dan anak-anak yang diinput melalui aplikasi.
“Kita akan analisis terlebih dulu. Jadi, hasil di bulan Februari akan dibandingkan dengan bulan Juni ini. Setelah itu, kita lakukan treatment, sehingga target prevalensi nasional bisa dicapai,” kata Dadang, usai menghadiri puncak peringatan Hari Keluarga Nasional ke-31 di Semarang.
Kegiatan tersebut dihadiri Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjid Effendy, Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo dan Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana.
Menko PKM Muhadjir mengatakan, Indonesia telah mengalami puncak bonus demografi lebih cepat. Padahal, dari perhitungan semestinya bonus demografi akan terjadi pada tahun 2030.
“Kita sudah mengalami puncak bonus demografi. Semestinya itu terjadi tahun 2030 dan pada tahun 2035 Indonesia akan mengalami aging polpulation,” sebutnya.
Untuk itu, perlu kerja keras dalam menyiapkan keluarga berkualitas, sehingga memiliki daya saing, kokoh dan sakinah. Muhadjir menyebut, hal itu menjadi tanggung jawab bersama.
Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo menambahkan, ukuran kualitas keluarga ditentukan oleh tenteram, mandiri dan bahagia. (T03-Red)