Slawi  

WKJ Kalibakung Diusulkan Statusnya Menjadi BLUD

SLAWI, smpantura – Wisata Kesehatan Jamu (WKJ) di Desa Kalibakung, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal diusulkan berubah pengelolaan menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Pasalnya, pendapatan WKJ yang dikelola Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal hanya Rp 70 juta di tahun 2023.

“Perkembangannya lambat, padahal WKJ merupakan satu-satunya di Jateng,” kata Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Tegal, A Jafar usai pembahasan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten Tegal tahun 2023, Rabu (3/6).

Politisi PKB itu mengaku perkembangan WKJ dinilai sangat lambat. Padahal, WKJ sudah berdiri sejak 2012 dengan spot APBD Kabupaten Tegal tahun 2023 sekitar Rp 855 juta. Anggaran itu digunakan untuk operasional dan pengembangan WKJ.

“Tapi, hasilnya hanya Rp 70 juta setahun. Makanya, pengelolaannya harus dirubah menjadi BLUD,” ujarnya.

Dijelaskan, WKJ dinilai berpotensi untuk dikembangkan, karena WKJ hanya satu-satunya di Jateng, dan di Indonesia hanya ada 2 lokasi. Wisata ini tidak hanya menawarkan untuk rekreasi, tapi juga melayani pengobatan dengan obat bahan jamu. Pelayanan kesehatan di WKJ Kalibakung sama seperti puskesmas.

BACA JUGA :  RAPBD Kabupaten Tegal 2025 Berpotensi Defisit Rp 200 M

”Padahal, WKJ beda dengan layanan kesehatan lainnya. Obat-obatan yang diberikan menggunakan bahan baku jamu tradisional yang sudah teruji secara klinis,” terangnya.

Seperti diketahui, WKJ Kalibakung mengelola sekaligus mengolah 280 jenis tanaman obat yang diberi label nama dan manfaat. Tanaman obat tersebut terhampar luas serta tertata baik di kawasan WKJ Kalibakung. WKJ Kalibakung sendiri dibangun membutuhkan waktu 4 tahun dimulai tahun 2012-2015 dengan pembiayaan dari APBD dan dukungan APBN.

Pada tahun 2015 seluruh kegiatan pelayanan kesehatan tradisional dan Spa pindah ke Gedung baru 2 lantai tersebut, sedangkan gedung lama didepan akan menjadi Museum Kesehatan Tradisional. Luas lahan WKJ sekitar 3,2 hektare, dan 1,5 hektare tanaman obat. (T05_Red)

error: