SLAWI, smpantura – Tak hanya stunting persoalan yang dialami anak-anak di Indonesia, namun juga persoalan kelebihan berat badan atau obesitas. Termasuk di Kabupaten Tegal, bahwa berdasarkan baseline survey yang telah dilakukan di Kabupaten Tegal pada Agustus-November 2022 lalu, menunjukkan 1 dari 6 anak mengalami kegemukan.
“Baseline survey yang telah dilakukan Kabupaten Tegal pada Agustus-November 2022 lalu, menunjukkan bahwa 1 dari 10 anak kelas 4 SD/MI kurus atau sangat kurus, 1 dari 6 anak memiliki berat badan berlebih atau obesitas, 1 dari 9 anak mengalami stunting, dan 1 dari 5 anak mengalami anemia,” kata Kepala Dinkes Kabupaten Tegal, dr Ruszaeni di sela-sela Pelatihan Penyegaran atau Refresher Training kepada para Guru Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Aula Dinkes Kabupaten Tegal, Selasa (30/7/2024). Adapun untuk fasilitatornya, Yudha Ayu Timorini, SST.,M.Kes dari Dinkes Kabupaten Tegal dan Annisa Reny Oktora, S.Gz dari Puskesmas Tarub.
Dokter Ruszaeni mengatakan, pelatihan penyegaran ini tujuannya untuk mencegah tiga beban masalah gizi (TBM) terhadap anak usia sekolah. Yaitu, kekurangan gizi, kelebihan gizi dan defisiensi zat gizi mikro yang merupakan ancaman signifikan terhadap kesehatan dan kesejahteraan anak-anak Indonesia.
“Jika masalah itu tidak segera diatasi, maka dapat menimbulkan ancaman besar terhadap kesehatan. Termasuk kondisi mental anak saat mendapat perundungan di lingkungan sekolah maupun rumah,” ujarnya.
Menurut dia, salah satu faktor utama masalah gizi pada anak usia sekolah adalah meningkatnya peralihan ke pola makan yang tidak sehat, yang ditandai dengan konsumsi makanan dan minuman yang tinggi gula, garam, dan lemak (GGL) secara berlebihan. Anak-anak juga rendah konsumsi makanan yang lebih sehat seperti buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan.
“Karena itulah, kita menggelar acara pelatihan ini. Supaya para guru dapat mendidik siswanya dengan baik dan sehat,” katanya.
Dijelaskan dr Ruzaeni, pada 2023-2024 UNICEF berencana bakal memperkuat program percontohan dengan memasukkan komponen tambahan khusus dalam pencegahan kegemukan dan obesitas.
“Memang perlu adanya peningkatan kembali kapasitas guru yang telah dilatih agar dapat menjalankan kegiatan dengan lebih baik lagi kedepannya,” ujarnya.
Refresher training dihadiri oleh Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Tegal Satiyo. Untuk pesertanya, guru dari SDN Muncanglarang 01, MI Miftahul Ulum Bumijawa, SDN Kalisapu 01, SDN Kemantran 01 dan MI Islamiyah Berkat. Tiap sekolah atau madrasah menghadirkan 3 orang guru. Mereka terdiri dari wali kelas 5 dan guru UKS serta fasilitator terlatih di masing-masing sekolah. (T05_Red)