Brebes  

Krisis Infrastruktur Sekolah Dasar di Paguyangan, Brebes : Bangunan Rapuh dan Minim Fasilit

BREBES, smpantura – Sejumlah SD Negeri di Kecamatan Paguyangan, Brebes, menghadapi krisis infrastruktur yang mengkhawatirkan. Beberapa sekolah di kecamatan tersebut menggunakan bambu sebagai penyangga atap untuk mencegah ambruknya bangunan. Bangunan sekolah yang rapuh tersebut tidak hanya membahayakan keselamatan siswa, tetapi juga menghambat proses pembelajaran.

SDN Winduaji 06 menjadi salah satu contoh sekolah yang mengalami kerusakan parah. Sejak 2019, ruang kelas yang rusak belum mendapat perbaikan, meskipun laporan sudah diajukan. Puncaknya pada 2022, satu ruang kelas ambruk total. “Kami sudah melaporkan kondisi ini, tetapi hingga sekarang tidak ada tindakan untuk membangun kembali,” kata Kepala Sekolah SDN Winduaji 06, Anwar Rosidi.

Di SDN Ragatunjung 02, sekolah dengan 308 siswa, harus memberlakukan sistem belajar bergilir karena keterbatasan ruang kelas. Sementara itu, SDN Pakujati 01 dan SDN Pagojengan 03 terpaksa menyangga ruang kelas dengan bambu demi mencegah atap runtuh.”Bangunan sudah tua, kami khawatir tidak kuat dan ambruk makanya disangga dengan bambu,” kata Kepala SDN Pakujati 01, Nur Hidayah.

BACA JUGA :  Kutamendala Ditetapkan Sebagai Desa Mandiri Sampah

Keterbatasan ruang juga terjadi di SDN Wanatirta 04, yang hanya memiliki enam ruang kelas dari kebutuhan delapan. Di SDN Winduaji 04, perpustakaan diubah menjadi kantor guru karena kurangnya ruang belajar. Kerusakan serupa dialami SDN Pandansari 02 dan SDN Ragatunjung 03, dengan dinding, lantai, dan atap yang rusak. Di SDN Paguyangan 02, kerusakan plafon diperburuk oleh seringnya kebocoran saat hujan dan masalah pencurian. Kepala SDN Paguyangan 02, Ima Sitiasih, menyebutkan bahwa sekolahnya membutuhkan pagar untuk keamanan.

Koordinator Wilayah Pendidikan Kecamatan Paguyangan, Ahmad Jawawi, membenarkan kondisi sejumlah sekolah tersebut. Pihaknya berharap pemerintah segera bertindak menindaklanjuti aspirasi sekolah. “Demi keamanan dan kelancaran kegiatan belajar mengajar,” katanya. **

error: