TEGAL, smpantura – Puskesmas Slerok, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal menginisiasi inovasi manajemen nyeri komplementer, kesehatan tradisional dan pengembangan. Inovasi ini dibuat untuk mengurangi ketergantungan obat pada saat mengalami sakit atau memiliki gejala.
Pelayanan inovasi kesehatan holistic itu juga sudah terdaftar dalam surat pencatatan ciptaan oleh dr. Emy Haryati yang dikeluarkan Direktur Hak Cipta dan Desain Industri, Agung Damarsasongko.
Secara simbolis layanan itu diresmikan Penjabat Wali Kota Tegal, drg Agus Dwi Sulistyantono, pada Rabu (12/2/2025) kemarin.
Menurut Pj Wali kota, inovasi pelayanan publik menjadi bagian penting dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menpan RB Nomor 7 Tahun 2021.
Program inovasi yang diinisiasi Puskesmas Slerok itu merupakan langkah strategis dalam meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan, khususnya dalam penanganan nyeri secara komplementer.
Pendekatan ini tidak hanya berbasis ilmu pengetahuan modern, tetapi juga tetap menghargai dan mengoptimalkan warisan budaya pengobatan tradisional yang telah dikenal sejak lama di masyarakat.
“Saya sangat mengapresiasi kontribusi dari semua pihak yang telah terlibat dalam menyelenggarakan program inovasi ini. Semoga inovasi ini memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat luas dan menjadi inspirasi bagi puskesmas-puskesmas lain di Kota Tegal,” katanya.
Dijelaskan Agus Dwi, inovasi manajemen nyeri komplementer merupakan sebuah pelayanan kesehatan alternatif kepada masyarakat, khususnya dengan menggunakan metode akupuntur dan akupresur sehingga masyarakat tidak selalu bergantung pada konsumsi obat.