SLAWI, smpantura – Polres Tegal memiliki seorang anggota yang rela meluangkan waktu untuk membagikan ilmunya di pondok pesantren. Ia adalah Aiptu Herman Handoko, yang senantiasa meluangkan waktu untuk membagikan ilmunya di pondok pesantren.
Di tengah kesibukannya sebagai anggota Polres Tegal Aiptu Herman menjalani peran lain yang tak kalah berarti. Ia secara sukarela mengajar wawasan kebangsaan dan pendidikan karakter kepada para santri di di Pondok Pesantren Yatim Piatu Nuuruddaaroin yang berada di Kelurahan Procot, Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal.
Kegiatan di luar tugas kepolisian seperti patroli, pengaturan lalu lintas, penjagaan, dan pengawalan itu dilakukan Aiptu Herman Handoko sejak tahun 2018.
“Ini bertujuan untuk membentuk pribadi santri yang tidak hanya taat dalam beragama, tetapi juga memiliki kesadaran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata Aiptu Herman, Sabtu (10/5/2025).
Kanitsamapta Polsek Adiwerna ini menngisahkan keterlibatannya mengajar di pesantren bermula dari kepeduliannya terhadap nasib anak-anak yatim piatu.
Ia bersama empat rekannya Aiptu Heri Widiyanto, Aiptu Kardiyanto, Aiptu Budi Wijakyono, dan Aiptu Agung Puji Setiawan turut mendirikan pondok pesantren tersebut, yang sebelumnya merupakan majelis taklim.
Hal itu dibenarkan oleh salah satu pengasuh pondok Kyai M. Abdul Kholik.
“Pak Herman adalah salah satu pendiri.
Dulu kami memulai dari kegiatan pengajian kecil di majelis taklim sekitar tahun 2010 hingga 2017, sebelum akhirnya sepakat untuk membangun pondok pesantren khusus anak yatim piatu secara swadaya yang berdiri di atas tanah wakaf,” tuturnya.
Dari tahun ke tahun, jumlah santri di pondok tersebut terus bertambah. Dari semula hanya 20 santri saat pertama kali berdiri, kini telah mencapai 75 santri yang seluruhnya tinggal di lingkungan pondok.
“Kami merawat anak-anak yatim dari awal pondok berdiri sebanyak 20 santri hingga sekarang sudah 75 santri dan semua tinggal di Pondok Pesantren. Kami berharap mereka mendapatkan ilmu yang bermanfaat, agar tetap bisa berkarya dan bermanfaat.” ungkap Aiptu Herman.
Pondok pesantren ini memberikan pendidikan secara gratis, lengkap dengan fasilitas pembinaan keagamaan dan keterampilan. Program keagamaan meliputi hafalan Al-Qur’an, kajian kitab, dan hadrah. Sementara program keterampilan mencakup pelatihan memasak dan pengelasan.
Untuk operasional pondok pesantren ini, Herman dan pendiri yang lain secara rutin menyisihkan sebagian gaji sebagai bentuk komitmen membesarkan pondok tersebut.
Salah satu santri, Moh. Arifin, mengungkapkan rasa syukurnya bisa belajar di pondok tersebut.
“Kami belajar di sini secara gratis, bahkan dapat uang saku, tempat tinggal, makanan bergizi, dan bisa memakai banyak fasilitas yang ada di Ponpes Nuuruddaaroin,” ucapnya.
Dukungan terhadap pondok juga datang dari Kapolres Tegal AKBP Bayu Prasatyo, yang menjadi salah satu bapak asuh di pondok pesantren tersebut.
“Kami mendukung penuh Ponpes Nuuruddaaroin di Procot, Slawi, untuk mencetak generasi penerus bangsa yang berakhlak dan bermanfaat bagi sesama,” ungkap AKBP Bayu. **