* Mati Ketawa Ala Tegal
TEGAL, smpantura – Seperti mengadapi tembok besar yang sulit ditembus dengan cara apapun, warga Kota Tegal pun tak kurang cara untuk menuangkan kritik bernuansa kegetiran, saat pemerinta kota itu menggulirkan kebijakan dalam menangani Pandemi Covid-19. Salah satunya adalah, yang dilakukan jurnaslis Ahmad Zaini Bisri (60).
Pria kelahiran Desa Kademangaran, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, yang kini bermukim dan membuka usaha toko busana muslim di kawasan Alun-Alun, memotret caruk maruk kebijakan Pemkot Tegal yang dinilai merugikan warga sekitar alun-alun, dan warga yang tinggal di wilayah lain. Juga kesedihan tak terkira yang dialaminya dan warga lainnya, lewat kumpulan tulisan di media online yang dikemas dalam sebuah buku bertajuk”Mati Ketawa Ala Tegal” Anekdot Anomali Kebijakan Revitalisasi Kawasan Pusat Kota Tegal.

”Kadang kalau melihat praktik kebijakan yang dilakukan Pemkot Tegal saat itu, dan membaca apa yang dituangkan penulisnya yang juga dosen FISIP Universitas Pancasakti (UPS) Tegal, dalam buku ini, terasa banyak terekam kejanggalan, kekecewaan dan kejengkelan masyarakat. Semua ini dituangkan dalam gaya bahasa yang mudah dicerna pembacannya,” papar Ketua Yayasan Pendidikan Pancasakti (YPP) Dr Imawan Sugiharto SH MH, saat memberi wejangan awal berkait giat bedah buku tersebut, di Aula YPP, Kamis (22/12).