BREBES, smpantura – Pemkab Brebes berhasil memulangkan sebanyak 9 wargannya yang terlantar di Maluku Utara, Rabu malam (19/11/25). Kesembilan warga Brebes ini, diduga menjadi korban perbudakan moderen dengan pekerjaan ringan.
Para korban awalnya tiba di Kantor Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dinpenaker) Kabupaten Brebes dengan sebuah minibus. Kemudian di sambut Bupati Brebes Paramitha Widya Kusuma di Pendopo Brebes.
Sembilan pekerja ini, adalah Herman (Cikakak, Banjarharjo), Ahmad Rodin, Aji Sugondo, Ilham Sutrisno, Ihya Ulumudin, Sugyo (Pakijangan, Bulakamba), Abdul Wirto, Hendra Setiawan (Bangsri, Bulakamba), dan M Dandi (Cipelem, Bulakamba). Dandi pulang terpisah dengan kereta dari Surabaya karena alasan kesehatan.
“Kita menyambut mereka bukan hanya sebagai warga yang kembali, tetapi sebagai saudara yang telah melalui penderitaan. Pemerintah daerah hadir untuk memastikan mereka bisa pulang dengan selamat dan kembali merasakan hangatnya keluarga,” ujar Bupati Brebes Paramitha Widya Kusuma usai menyambut para korban di Pendopo Brebes.
Kepala Dinpenaker Kabupaten Brebes Warsito Eko Putro mengatakan, Pemkab Brebes telah memulangkan 9 pekerja asal Kecamatan Bulakamba yang terlantar di Halmahera Tengah, Maluku Utara. Pihaknya berkordinasi dengan Disnaker Ternate untuk bisa membantu proses pemulangan tenaga kerja asal Kabupaten Brebes yang terlantar.
“Jadi proses pemulangannya saya minta tolong ke Disnaker di sana. Selain membantu proses pemulangan ke Brebes, kami juga minta di bantu akan hak hak mereka yang belum di dapatkan selama bekerja di sebuah perusahaan,” jelasnya.
Dia mengungkapkan, sembilan warga ini pulang ke Brebes dengan menggunakan kapal laut dari Pelabuhan Ternate menuju Pelabuhan Tanjung Emas Surabaya, Jawa Timur. Kemudian, melanjutkan perjalanan darat menuju Brebes dengan menggunakan armada travel. Tapi, seorang pekerja menggunakan kereta api.


