Tegal  

H Tafsir Kembali Memimpin Muhammadiyah Jateng

TEGAL, smpantura – H Tafsir kembali terpilih menjadi Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah Periode Muktamar 48 atau periode 2024-2027.

Itu setelah memperoleh suara 1.365 pada Musyawarah Wilayah (Musywil) Muhammadiyah dan Aisyiyah Jawa Tengah, di Kota Tegal, Minggu (5/3).

Ditemui usai acara, H Tafsir mengaku siap mengimplementasikan hasil muktamar dan fokus pada tiga progam yang disesuai dengan kearifan lokal Jawa Tengah. Seperti di antaranya, kaderisasi umum, pendirian pusat kader ulama dan membangun pilar ke empat.

Dijelaskan dia, kaderisasi umum itu mencakupi seluruh sektor kehidupan dan profesi. Sebab, banyaknya sisi aspek kehidupan tidak boleh ada ruang kosong tanpa diisi kader Muhammadiyah.

“Terkait pendirian pusat kader ulama. Sudah semestinya kita sebagai organisasi Islam, membutuhkan ulama-ulama untuk memimpin Muhammadiyah, masyarakat dan memimpin para santri. Karena seperti kita ketahui, pondok pesantren kini tumbuh semakin pesat,” jelasnya.

Setelah mapan di bidang pendidikan, kesehatan dan sosial, lanjut Tafsir, Muhammadiyah Jawa Tengah, akan mencoba membangun pilar ke empat yakni ekonomi. Salah satu bentuk kearifan lokal dalam program ini adalah membangun industri-industri di Muhammadiyah.

Disebutkan dia, saat ini sudah bermunculan embrio-embrio seperti bedirinya produsen mi di Kota Surakarta, dengan merek ‘MieMU Veggie Noodles’. Selain itu, kader Muhammadiyah di Kabupaten Sukoharjo, juga telah memproduksi alat kesehatan (alkes) dan di Kabupaten Magelang, terdapat pabrik pengolahan kayu.

BACA JUGA :  Gelar Operasi Mantap Brata, Polri Waspadai Berita Hoaks

“Inilah embrio-embrio yang sudah muncul di Muhammadiyah, tinggal kita kembangkan menjadi industri-industri besar. Di samping juga ada produksi air kemasan yang hampir setiap daerah itu punya, akan tetapi masih sebatas industri rumah tangga,” tukasnya.

Ditambahkan, keberadaan industri milik kader Muhammadiyah, nantinya akan lebih dikembangkan agar bisa menjadi industri manufaktur yang bisa memproduksi secara masif dan diharapkan dapat berkompetisi di pasar masyarakat.

“Jadi nantinya kita tidak sekadar bermain di hilir, tetapi sudah saatnya kita main di hulu,” tandas Tafsir.

Selain itu, Tafsir mengemukakan, Muhammdiyah telah memiliki sekitar 27 perguruan tinggi dan 12 di antaranya merupakan universitas. Untuk itu, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, tidak lagi mengizinkan berdirinya kampus baru.

“Rumah sakit kita (Muhammadiyah), sebentar lagi akan menjadi 52 rumah sakit dari 120 se-Indonesia. Itu sudah cukup banyak. Demikian juga dengan sekolah, sehingga kita anggap sudah cukup secara kuatitatif dan tinggal kualitasnya kita tingkatkan. Oleh karenanya, kita akan merambah pilar ke empat dalam bentuk industrialiasi Muhammadiyah,” tutupnya. (T03-Red)

error: