Slawi  

32 Bikkhu Thudong Akui Toleransi Beragama di Indonesia

PERJALANAN: Sebanyak 32 bhikkhu yang melakukan perjalanan ribuan kilometer dari Thailand menuju Candi Borobudur, Rabu (24/5) pagi tiba di Purwahamba, Suradadi, Kabupaten Tegal.
  • Di Kabupaten Tegal Disambut Pameran Keris dan Karawitan

SLAWI, smpantura – Sebanyak 32 bikkhu atau bhante yang melaksanakan ritual thudong, berjalan kaki ribuan kilometer dari Thailand menuju Candi Borobudur, Magelang, pada Rabu (24/5) pukul 07.00 WIB, tiba di Obyek Wisata Purwahamba Indah, Suradadi, Kabupaten Tegal.

Sebelumnya mereka dilepas dari Kelenteng Tek Hay Kiong Kota Tegal untuk melanjutkan perjalanan ke Kabupaten Tegal pukul 04.30 WIB. Selama perjalanan , 32 bhante dikawal oleh DPC Pecinta Tanah Air Indonesia (Petanesia) Kabupaten Tegal, Banser, TNI/Polri , FKUB, mobil ambulans, dan Orari.

Menempuh perjalanan sepanjang 14 kilometer, para bhante sempat beristirahat di halaman rumah warga di Desa Maribaya, Kecamatan Kramat. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Purwahamba Indah, Kecamatan Suradadi untuk beristirahat dan makan.

Di Purwahamba Indah, kedatangan 32 bikkhu disambut meriah. Sejumlah siswa SD Purwahamba 01 dan SD Purwahamba 02 serta warga setempat, menyambut kedatangan mereka. Para bikkhu juga disuguhi pameran keris dari Paguyuban Tosan Aji Nusantara Patra Ganesha dan iringan karawitan yang dipersembahkan oleh Sanggar Panji Laras Pimpinan Ki Anom Kuhdowinahto.

Melihat antusias warga Kabupaten Tegal, 32 bikkhu yang melakukan lawatan melintasi empat negara, Thailand, Malaysia, Singapura dan Indonesia ini, merasa terharu. Mereka mengakui toleransi beragama warga Kabupaten Tegal dan masyarakat Indonesia sangat tinggi.

Menurut Bhante Wawan (Kanthadammo) , para bhikkhu merasa berkesan yang luar biasa saat masuk ke Pulau Jawa. Banyak yang merasa terharu dengan penyambutan masyarakat yang luar biasa.

“Meskipun non budhis, masyarakat mau menyambut. Itu yang menurut mereka di luar logika,” jelas Bhante Wawan yang juga pencetus kegiatan thudong ini.

Bhante Wawan mengatakan, menurut para bikkhu, toleransi beragama yang sangat tinggi ini, tidak ditemukan di negara lain yang telah dilaluinya. Bahkan mereka mengangkat semua jari di tangan dan kaki untuk menggambarkan tingginya sikap toleransi antar umat beragama di Indonesia.

BACA JUGA :  Tiga Armada Bus Pariwisata Disiapkan Pemkab Tegal Untuk Mudik Gratis 2025

Sementara itu, Bupati Tegal Umi Azizah yang turut menyambut kedatangan dan melepas keberangkatan para banthe dari Purwahamba Indah menyatakan, satu kebanggan tersendiri bagi warga Kabupaten Tegal bisa menerima kedatangan para bhante dan bertatap muka secara langsung setelah sekian lama memantau perjalannya lewat berita dan unggahan media sosial.

“Saya memandang ritual Thudong yang rutenya melintasi ruas Pantura Jawa ini bukan sebatas perjalanan spiritual untuk melatih kesabaran sebagaimana ajaran Sang Buddha, akan tetapi juga perjalanan kebhinekaan, mengenalkan keragaman adat, seni, budaya dan agama yang ada di Indonesia, terutama di Jawa Dwipa ini serta keramahan warganya saat menyapa, menyambut kedatangan saudara-saudara kita ini dengan suka cita dan riang gembira,”tutur Umi Azizah.

Melalui kesempatan yang baik ini , Umi juga mengajak semuanya bisa menjaga kerukunan, persatuan, dan persaudaraan karena ketiganya adalah aset terbesar bangsa ini.

Penanggung Jawab International Thudong, Prabu Diaz menyebutkan, para bikkhu menempuh perjalanan sejak 23 Maret 2023 dari Nakhon Si Thammarat Thailand Selatan menuju Candi Borobudur. Perjalanan yang ditempuh sekitar 2.600 kilometer. Diperkirakan para bikkhu tiba di Candi Borobudur 1 Juni 2023.

Selanjutnya pada 2 Juni 2023 akan mengikuti ritual pengambilan api abadi Mrapen. Tanggal 3-4 Juni mengikuti persiapan dan puncak Hari Suci Waisak di Candi Borobudur . Para bikkhu juga akan melakukan ziarah di Candi Plaosan dan akan kembali ke Jakarta pada 5 Juni 2023.

“Tanggal 7 atau paling lambat 8 Juni mereka akan kembali ke negara masing-masing,”tutur Prabu Diaz. (T04-Red)

error: