“Mbah Mau kemana,” tanya Mas Gugah. Lantaran tidak mendapat jawaban, Mas Gugah kembali bersuara, karena saat itu mendadak merinding.
“Ya udah Mbah, saya mau pulang dulu,” sambung Mas Gugah.
Becak pun kembali dikayuh. Namun tak berselang lama melaju, mendadak di depan ada keranda mayat yang melintang di jalan. Mas Gugah kaget dan menghentikan becaknya. Keranda mayat ini kondisinya lengkap dengan penutup kain hijau, seperti keranda mayat yang akan mengantar jenazah untuk dimakamkan. Lantaran becaknya tak bisa melintas, Mas Gugah kemudian mendekat ke Keranda Mayat. Awalnya, Mas Gugah ini mengira ada warga yang mau mengerjain dirinya. Bahkan, saat mendekat ke Keranda Mayat Mas Gugah ini sempat berteriak.
“Hai, kalau mau ngerjain orang yang bener. Jangan seperti ini, saya lagi cari rezeki,” teriak Mas Gugah.
Saat Jarak semakin dekat, Keranda Mayat ini mendadak terbang. Ketinggiannya sekitar tiga meter dan mengarah masuk ke Tempat Pemakaman Umum yang berada tidak jauh. Dari pandangan mata Mas Gugah, Keranda ini ada isinya sesosok jenazah. Karena saat terbang terlihat di dalam keranda ada bungkusan berbalut kain putih.
Melihat keranda itu terbang, Mas Gugah langsung berisgtifar. “Astagfirlah alladdzim, kok kerandanya terbang,” ucap Mas Gugah, yang langsung berlari meninggalkan becaknya.
Setelah sekian lama berlari, Mas Gugah berpapasan dengan warga setempat dan meminta tolong. Akhirnya, warga ini mau mengantarkan Mas Gugah mengambil becaknya yang ditinggal. Usai itu, Mas Gugah melanjutkan perjalanan pulang ke pangkalan becaknya.
Kejadian dihadang Keranda Mayat ini, kembali dialami Mas Gugah setelah sekian minggu kemudian. Berawal Mas Gugah ini seperti biasa mangkal menunggu penumpang di depan Kantor Pos Brebes. Saat itu sekitar pukul 24.00 WIB, kemudian ada penumpang yang meminta diantarkan ke Desa Pesantunan, Kecamatan Wanasari, Brebes. Dari pangkalan becak Mas Gugah ini, berjarak sekitar 5 kilometer. Mas Gugah pun akhirnya berangkat mengantar penumpangnya, setelah ada kesepakatan ongkos.