SLAWI, smpantura – Avfall Norge (Asosiasi Persampahan Norwegia) dan Indonesia Solid Waste Association (InSWA) gandeng Pemkab Tegal untuk mengatasi persoalan sampah di daerahnya. Program Clean Ocean Through Clean Communities (CLOCC) diawali dengan sosialisasi Program Peningkatan Kapasitas Kabupaten Tegal dalam Pengelolaan Sampah di Hotel Grand Dian Guci, Kabupaten Tegal, Kamis (30/5).
Kegiatan yang bertema Integgrated Sustainable Wasta Management itu, dihadiri Ketua Dewan Pembina InSWA Ir Sri Bebassari MSi, General Secretary InSWA MS Oktamalandi, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tegal Muchtar Mawardi, Kepala Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Kabupaten Tegal Imam Rudi Kurnianto, dan sejumlah OPD lainnya.
General Secretary InSWA MS Oktamalandi yang juga sebagai Project Manager CLOCC di sela-sela kegiatan mengatakan, InSWA merupakan Asosiasi Profesi Persampahan Indonesia yang bekerjasama dengan Avfall Norge untuk pengelolaan sampah. Kegiatan yang dibiayai Avfall Norge itu, bertujuan untuk mencegah sampah plastik dan mikro plastik masuk kelaut. Hal itu dikarenakan perekonomian dan aktivitas Negara Norwegia hampir 60 persen berada di laut, sehingga Norwegia membuat program global untuk mencegah sampah ke laut.
“Program ini sudah berjalan di dua kabupaten, yakni dan Banyuwangi di tahun 2020 dan Tabanan di tahun 2021. Kabupaten Tegal jadi kabupaten ketiga yang mendapatkan program ini,” katanya.
Pria yang akrab disapa Andik itu menjelaskan, Kabupaten Tegal merupakan satu dari 9 kabupaten/ kota yang dipilih untuk menjalankan program CLOCC. Hal itu dikarenakan Pemkab Tegal berkomitmen untuk mengatasi sampah dengan langsung dipimpin Sekda Tegal. Selain itu, ada 11 OPD yang bersedia untuk ikut bergabung dalam program tersebut. Kabupaten Tegal dengan topografi gunung dan laut, bisa menjadi contoh kabupaten/ kota lainnya, karena pengelolaan sampah di gunung dan laut akan berbeda.
“Kabupaten Tegal telah menjalankan program Merdeka Sampah,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan, anggaran menjadi kendala di setiap kabupaten/ kota, namun InSWA dan Avfall Norge juga tidak menggelontorkan anggaran untuk pembangunan fasilitas. Titik berat dari program CLOCC, yakni membenahi sistem pengelolaan sampah, sehingga tercipta ekosistem yang baik. Jika hal itu sudah terbentuk, maka akan banyak investor yang masuk untuk berinvestasi di pengelolaan sampah.
“Di Banyuwangi belum ada setahun sudah ada investasi masuk Rp 100 miliar. Ini karena Banyuwangi konsisten dengan rencana induk yang dijalankan,” terang Andik.
Ditambahkan, pengelolaan sampah bukan hanya tanggungjawab DLH. Menurut dia, sedikitnya ada lima OPD yang harus ikut mengelola sampah, yakni DLH, DPU, Dinas Kesehatan, Dispermades dan Bappeda.
“Semua kabupaten/ kota di Indonesia darurat sampah, termasuk Kabupaten Tegal, karena menganggap urusan sampah urusan pemerintah. Padahal tidak bisa seperti itu,” tegasnya. (T05_Red)