Tegal  

Bank Indonesia Tegal Dukung Green Ekonomi

TEGAL, smpantura – Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter, ikut mendukung dan menjalankan program green ekonomi, atau ekonomi hijau yang menjadi isu ekonomi dunia saat ini.

Ekonomi hijau dikembangkan BI, dengan memberikan pendampingan, bimbingan serta bantuan sosial, agar pembangunan ekonomi tetap memperhatikan kelestarian alam.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Tegal, M Taufik Amrozy mengatakan, ekonomi hijau bertujuan mengelola ekonomi dengan sumber daya dengan hati-hati, agar tidak mengancam kehidupan manusia, pada masa sekarang hingga mendatang.

“Karena pada dasarnya, pembangunan ekonomi selalu memberikan dampak sosial dan lingkungan. Adanya ekonomi hijau ini menjadi kontrol untuk kelestarian alam,” kata Taufik, saat gala dinner Sinergi Katalisator Media, Eks-Karesidenan Pekalongan, Sabtu (18/3).

Selain mendukung ekonomi hijau, KPwBI Tegal, juga mendorong industri strategis seperti, memberdayakan industri kecil logam di Tegal, yang pernah berjaya di masanya.

“Tegal dikenal sebagai Jepangnya Indonesia. Tetapi semakin memudar. Untuk itu, selama satu tahun terakhir kami berproses untuk mencari akar masalah dan solusinya. Ini penting, karena dalam konteks struktur industri, terdapat celah sehingga rantai pasoknya tidak utuh,” ungkapnya.

Berbeda dengan Tiongkok, Taufik melanjutkan, industri di sana sudah bergerak bersama, baik industri besar, sedang maupun kecil.

Sementara, berdasarkan analysis courses, Tegal memiliki peluang untuk melakukan itu. Hanya saja, saat ini para pengrajin logam masih terkendala dengan harga bahan baku yang melambung tinggi.

BACA JUGA :  Masyarakat Kota Tegal Antusias Mengikuti Pemeriksaan Kesehatan Gratis

“BI memiliki kepentingan untuk menyambungkan industri kecil ke besar hingga green ekonomi. Semoga dalam waktu dekat akan ada solusi untuk Tegal,” tukasnya.

Konsultan Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (PUMKM) KPwBI Tegal, Mudatsir mengatakan, green ekonomi telah diterapkan di beberapa daerah, di wilayah kerja KPwBI se-Eks Karesidenan Pekalongan.

Seperti penanaman kopi di Kabupaten Batang dan Pekalongan, yang dilakukan di sela-sela pohon Perhutani, untuk mempertimbangkan keseimbangan alam, mengingat eksploitasi sumber daya alam semakin luar biasa.

“Dampaknya sudah kita lihat sendiri. Banyak terjadi gagal panen dan kelangkaan pupuk,” tegasnya.

KPwBI Tegal, masih kata Mudatsir, telah mengantisipasinya dengan memberi bimbingan dan bantuan sosial, berupa mesin produksi pupuk kompos. Hal ini pula, yang menjadi dorongan BI untuk mendukung green ekonomi.

“Sentra peternakan sapi di Petungkriono, Kabupaten Pekalongan, kita ajak untuk mengolah limbah kotoran menjadi pupuk kompos. Di Tegal pun demikian. Bahkan, hasilnya telah dimanfaatkan ke Pemalang. Jadi program yang kami jalankan, saling berhubungan dengan kelompok lain,” tandasnya. (T03-Red)

error: