Brebes  

Banyak Bendung Rusak di Brebes, Beban Petani Makin Berat

BUMIAYU, smpantura– Sejumlah bendung pertanian di selatan Kabupaten Brebes, saat ini dalam kondisi rusak. Menyusul itu, Pemkab Brebes diminta untuk melakukan penanganan bendung rusak itu.

“Di selatan Kabupaten Brebes, banyak bendung pertanian yang rusak tapi belum mendapatkan perbaikan,” kata pegiat LSM Penyelamatan Tanah, Air dan Lingkungan Daerah Aliran Sungai (Patal DAS), Sholahuddin, Senin (4/9).

Bendung pertanian rusak tersebut, diantaranya, Bendung Laban, Congkar, Notog, Kedungdinding, Damrau, Kedungjembat, Glempang, Bulakan, Susukan, Kutayu, Watujaya, Igir Sempu dan Wungkalbale. Kerusakan bendung itu sudah berlangsung lebih dari tiga hingga lima tahun.

“Kewajiban pemerintah adalah menyediakan infrastruktur dan sarana penunjang pertanian, agar petani tidak kesulitan dalam mengelola pertanian,” kata dia.

Lebih lanjut, kerusakan bendung itu semakin menambah berat beban petani. Biaya produksi semakin tinggi karena harus sewa mesin sedot air. Belum lagi kesulitan dalam mencari pupuk subsidi.

BACA JUGA :  Arus Mudik, Ratusan Tenaga Medis Disiagakan RSUD Brebes

Akibatnya, banyak lahan beralih fungsi menjadi kapling atau permukiman.

“Banyak sawah beralih menjadi kapling. Terbaru bisa dilihat di areal sawah Jalan Lingkar Bumiayu,” ujarnya.

Diakui, perbaikan bendung membutuhkan anggaran yang tak sedikit. Untuk itu, Sholahuddin meminta pemkab, dalam hal ini Dinas Pengairan dan Pengelolaan Sumber Daya Air, proaktif meminta bantuan kepada pemprov maupun pusat.

“Dalam hal ini, kemampuan lobi untuk menjemput anggaran dari pemprov maupun pusat sangat diperlukan,” katanya.

Salah seorang petani, Muhaimin, mengatakan, banyak permasalahan yang dihadapi petani. Mulai dari kerusakan bendung, pupuk subsidi hingga upah tenaga kerja yang semakin mahal.

“Beban petani semakin berat. Yang tidak kuat, menjual sawahnya dan beralih ke sektor lain,” ujar petani di Bantarkawung itu. (T06-Red)

error: