BUMIAYU,smpantura– Petani di selatan Kabupaten Brebes mengaku beban yang mereka pikul semakin berat.
Banyaknya persoalan yang mereka hadapi menjadi penyebabnya. Diantaranya masalah pupuk, hingga kerusakan infrastruktur.
Rasiman, salah seorang petani di Bumiayu, mengatakan, beban petani sekarang ini semakin berat.”Pupuk saja misalnya, sulit didapat. Belum lagi upah tenaga yang semakin mahal,” kata dia.
Persoalan lainnya adalah kerusakan infrastruktur seperti bendung pengairan hingga jaringan irigasi.”Banyak lahan pertanian kekurangan bahkan tidak kebagian air karena kerusakan bendung irigasi,” katanya.
Sejumlah persoalan itu membuat biaya produksi bertambah. Petani yang kekurangan air harus sewa mesin pompa untuk menyedot air agar sawah mereka tetap bisa terairi. Sementara harga jual cenderung stagnan.
Bagi petani yang menyerah dengan persoalan yang dihadapi, maka akan membiarkan sawahnya menjadi lahan tidur.”Berat Mas. Modal bertani tinggi, sementara pendapatan stagnan,” katanya.
Hal senada disampaikan Nafsin, petani di Bantarkawung. Dia mengatakan, harus keluar biaya tambahan untuk solar. Bahan bakar itu merupakan kebutuhan penting bagi petani guna mengoperasikan mesin diesel untuk irigasi.”Kalau nggak sedot air, ya nggak bisa tanam,” ujarnya.
Pegiat LSM Penyelamatan Air Tanah dan Lingkungan (Patal DAS), M Jamil, mengatakan, sektor pertanian kurang didukung dengan infrastruktur yang memadai. Kerusakan bendung irigasi yang menahun menjadi salah satu penandanya.
“Brebes selatan dikenal sebagai daerah agraris, namun petani tidak mendapatkan pembangunan infrastruktur secara baik,” katanya.
Menurut Jamil, sektor pertanian bisa ditinggal jika pemerintah tidak segera membenahi sarana prasarana pendukungnya.”Kalau mau ketahanan pangan kita sukses ya benahi infrastruktur pertaniannya,” ujarnya.(T06)